Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) termasuk pakaian jadi mengalami kontraksi pada kuartal II 2024.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud menyampaikan, industri tekstil dan pakaian jadi pada kuartal II 2024 mengalami kontraksi sebesar 0,03% secara year on year (yoy), dan juga terkontraksi 2,63% secara quarter to quarter (qtq).
“Jadi di kuartal II 2024 ini pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi kontraksi baik secara tahunan maupun kuartalan,” tutur Edy dalam konferensi pers, Senin (5/8).
Hal ini semakin mengkonfirmasi tekanan yang dialami industri TPT. Belakangan semakin banyak PHK yang dialami oleh sektor tersebut.
Baca Juga: Dibandingkan Industri Tekstil, Industri Alas Kaki Dinilai Masih Bisa Bertahan
Data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebut di Jawa Barat dan Jawa Tengah, sejak awal tahun hingga akhir tahun 2023, total PHK yang terjadi di kedua provinsi tersebut di industri TPT mencapai 7.200 tenaga kerja.
Hingga Mei 2024, total PHK yang terjadi di industri TPT kurang lebih terdapat 10.800 tenaga kerja. Artinya, dalam lima bulan pertama tahun ini, ada tambahan 3.600 pekerja di industri TPT yang terkena PHK.
Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebutkan bahwa faktor utama yang menjadi penyebab adalah derasnya produk impor yang masuk ke tanah air. Jika ini tidak segera ditangai maka industri TPT tidak akan mampu berkontribusi dalam menyerap bonus demografi Indonesia pada tahun 2030.
Selanjutnya: Perbandingan OPPO Reno12 Pro 5G dan OPPO Reno11 Pro 5G, Harga Rp 9 Jutaan
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini Periode 5-8 Agustus 2024, Bawang Bombay-Tisu Bayi Diskon 40%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News