Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sepanjang kuartal III-2020, Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi tiga bulan berturut-turut. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi berturut-turut dimulai pada bulan Juli 2020 sebesar 0,10% mom, Agustus sebesar 0,05% mom, dan teranyar September 2020 yang juga mencatat deflasi 0,05% mom.
Kepala BPS Suhariyanto mengingatkan, deflasi yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut ini menandakan kalau daya beli masyarakat Indonesia masing sangat lemah.
“Ini perlu diwaspadai, karena dengan deflasi berturut-turut 3 bulan ini, artinya di kuartal III-2020, daya beli masyarakat masih sangat, sangat lemah,” tegas Suhariyanto, Kamis (1/10) via video conference.
Baca Juga: BPS: Pemulihan pariwisata akan tergantung pada penanganan kesehatan
Daya beli masyarakat yang lemah juga terbukti dari inflasi inti pada bulan laporan yang sebesar 1,86% yoy. Asal tahu saja, inflasi inti ini terus mengalami penurunan bahkan sejak bulan Maret 2020.
Daya beli melemah lantaran kurva infeksi Covid-19 hingga kini masih belum melandai. Berbagai daerah pun mulai melakukan kebijakan untuk menghambat penularan Covid-19 lagi, seperti kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) lanjutan.
Karena terhambatnya aktivitas tersebut, menyebabkan sebagian masyarakat, terutama yang bekerja di sektor informal berkurang pendapatan bahkan kehilangan pekerjaan dan inilah yang menekan daya beli masyarakat.
Di satu sisi, BPS juga melihat deflasi pada September 2020 juga dipengaruhi sisi persediaan. Suhariyanto bilang, pasokan masih cukup. Ini pun tercermin dari beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti daging ayam, telur ayam, dan bawang merah.
Selanjutnya: Terjadi deflasi 0,05% mom pada bulan September 2020, ini penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News