Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) Doni Monardo mengatakan seluruh masyarakat perlu bergerak bersama-sama dalam penanganan Covid-19, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Dalam talkshow bertema "Rilis Hasil Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19" di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada hari Senin (28/9) kemarin, Doni Monardo menyoroti hasil survei BPS yang menunjukkan 17 % responden menyangka tidak mungkin tertular.
Survei ini dilakukan oleh BPS dari tanggal 7 September - 14 September 2020 secara daring dengan jumlah responden 90.967 responden.
Doni menyebutkan temuan survey 17 % responden tidak yakin terpapar Covid-19 itu merupakan angka yang cukup besar jika dikalikan jumlah penduduk Indonesia.
Baca Juga: Jelang tengah hari, harga emas spot betah menguat di US$ 1.883 per ons troi
Padahal semua tahu statusnya pandemi. Jadi tidak ada satu jengkal tanah (tempat) pun di Indonesia yang aman dan bebas dari Covid-19.
"Masalahnya media pengantarnya manusia. Kalau manusia sudah dirawat di rumah sakit kita bisa menghindari. Masalahnya sebagai OTG yang karier itu cepat atau lambat pasti tertular," ujar Doni Monardo.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini juga menyoroti penanganan penularan Covid-19 ke pejabat.
Ia menyebut Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi telah mengeluarkan surat edaran tentang ketentuan ASN untuk zona merah diperbolehkan bekerja 25 %, zona orange 50 %, kuning 75 %, dan tidak ada terdampak 100 %.
"Ini langkah baik pemerintah. Mudah-mudahan dengan kebijakan ini bisa mengurangi klaster perkantoran," ujarnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, temuan survei BPS terhadap perilaku masyarakat di masa pandemi untuk tingkat kepatuhan dalam menggunakan masker mencapai 92 %. Kepatuhan masyarakat mencuci tangan dan jaga jarak itu 75 %.
Secara umum Suhariyanto menyatakan temuan ini menggembirakan. Tapi perlu memperhatikan aspek cuci tangan dan jaga jarak. Tiga komponen ini berjalan pararel.
"April lalu presentasi penggunaan masker naik 8 %. Sementara cuci tangan dan jaga jarak mengalami penurunan. Ke depan kita perlu mensosialisasikan kampanye cuci tangan dan jaga jarak ke masyarakat lebih masif,” papar Suhariyanto yang sudah empat tahun jadi Kepala BPS.
Suhariyanto memunculkan tiga persentase tertinggi responden tak patuh protokol kesehatan. Pertama, 55 % karena tidak ada sanksi tegas dan tidak ada yang terkena Covid-19 di sekitarnya.
Baca Juga: Ke-48 orang yang berinteraksi dengan Menag Fachrul Razi negatif virus corona
Kedua, 33 % responden menyebut tidak patuh karena mengganggu pekerjaan. Dan ketiga, 19 % tak patuh dengan alasan aparat dan pimpinan tidak memberikan contoh.
"Makanya ke depan jajaran pimpinan harus mematuhi dan memberikan contoh dalam menegakkan protokol kesehatan," ujarnya.
Soal keteladanan, Doni mengingatkan agar semua pihak saling mengingatkan termasuk pada orang yang statusnya lebih tinggi. "Harus berani mengingatkan walaupun kalimat itu kurang menyenangkan. Tapi demi kebaikan harus banyak orang yang mengingatkan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News