Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas pendidikan masih mengkhawatirkan. Walaupun setiap tahun pemerintah sudah mengucurkan 20% anggaran negara untuk sektor pendidikan, sampai saat ini itu semua belum berdampak banyak.
Hasil pemeriksaan kinerja penyelenggaraan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tahun 2016 kemarin mengungkap, besaran anggaran tersebut belum bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah. Ini tercermin dari kondisi sarana dan prasarana pendidikan saat ini.
Harry Azhar Azis, Angota VI BPK mengatakan, saat ini, kondisi sarana dan prasarana pendidikan masih kurang. Untuk ruang kelas SD, SMP, SMK/SMA, kekurangan masing-masingnya mencapai ;41.000, 13.000 dan 91.000. "Untuk perpustakaan, SD kurang 56.000, SMP 8.000, SMA/SMK 8.000," katanya Selasa (21/11).
Sementara itu untuk laboratorium, SD masih kurang 129.000, SMP 12.000 dan SMA 38.000. Bukan hanya dalam kondisi kurang saja, Harry juga mencatat, untuk sarana pendidikan yang sudah ada pun kondisinya memperihatinkan.
Berdasar hasil pemeriksaan di 1.054 sekolah yang terdiri dari 654 SD, 230 SMP dan 116 SMA serta 54 SMK diketahui 84,2% kondisi ruang kelas masih di bawah standar. Begitu juga dengan ruang guru.
Dari 1054 sekolah yang diperiksa ruang guru yang sudah memenuhi standar baru 25%-nya saja. Selain dari aspek sarana dan prasarana, BPK kata Harry juga mendapatkan temuan kurang mengenakkan berkaitan dengan kualitas guru.
Dari uji kompetensi yang dilakukan terhadap guru di 34 provinsi, masih banyak yang hasilnya mengecewakan. "Karena di 24 provinsi nilainya di bawah standar," katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News