kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.861   74,00   0,46%
  • IDX 7.213   -32,92   -0,45%
  • KOMPAS100 1.105   -5,47   -0,49%
  • LQ45 874   -5,92   -0,67%
  • ISSI 221   -1,27   -0,57%
  • IDX30 448   -4,26   -0,94%
  • IDXHIDIV20 538   -7,59   -1,39%
  • IDX80 126   -0,76   -0,60%
  • IDXV30 132   -4,02   -2,95%
  • IDXQ30 148   -1,69   -1,13%

Bonus demografi ibarat pisau bermata dua


Senin, 18 Oktober 2021 / 18:12 WIB
Bonus demografi ibarat pisau bermata dua
ILUSTRASI. Pembekalan TKS pendamping TKM lanjutan di Kemnaker


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Sebanyak 40 tenaga kerja sukarela (TKS) mengikuti pembekalan sebagai pendamping tenaga kerja mandiri (TKM) lanjutan tahun 2021 yang diselenggarakan Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

Direktur Bina Perluasan Kesempatan Kerja Ditjen Binapenta dan PKK Kementerian Keternagakerjaan (Kemnaker) I Nyoman Darmanta mengucapkan selamat kepada 40 TKS yang telah mengikuti pembekalan, karena sudah terpilih lewat seleksi yang cukup ketat. "Seleksinya ketat dan transparan melibatkan IPB University, dari 250 pendaftar dari seluruh Indonesia, sebanyak 40 TKS yang terpilih," kata dia dalam acara penutupan pembekalan TKS pendamping TKM lanjutan yang berlangsung dari 15-18 Oktober 2021 di Lembang, Bandung, Jawa Barat.

Darmanta mengatakan, TKS berperan penting di masyarakat, sekaligus memiliki tugas berat dalam mendorong TKM untuk bisa berusaha secara mandiri, sehingga mampu menyerap tenaga kerja baru. "Dengan demikian, persoalan pengangguran dapat diatasi yang salah satunya lewat program-program perluasan kesempatan kerja ini," harap Darmanta.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa kembali mengingat tentang adanya tantangan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini dan ke depan. Nah, salah satunya adalah bonus demografi yang puncaknya bakal terjadi pada tahun 2030 mendatang. "Meski puncaknya masih jauh, tapi hari ini tanda-tandanya sudah terasa. Apa buktinya? Menurut data BPS, per tahun ada 2,9 juta anak usia muda produktif yang nganggur. Mereka harus kemana ini, kan harus mendapat pekerjaan," ungkap Caswiyono.

Menurut dia, bonus demografi ini ibarat pisau bermata dua. Artinya, kalau kita gagal mengelolalnya maka akan menjadi musibah demografi yang sangat dahsyat. Tapi di sisi lain, kalau kita berhasil mengelola dengan baik bonus demografi ini, maka akan menjadi kekuatan sumber daya ekonomi yang luar biasa.

Yang terang, perkembangan anak muda produktif ini sangat cepat sekali. Pasalnya, ketika pemerintah dan semua pihak lainnya belum selesai mempersiapkan generasi milenial, tiba tiba lahir anak-anak muda baru generasi Z yang karakteristiknya berbeda jauh dengan generasi milenial. "Ini tantangannya juga sangat luar biasa. Maka, jika kita tidak bisa mempersiapkan mereka, maka akan sangat berbahaya," tukasnya.

Tantangan berikutnya datang dari yang namanya revolusi industri. Caswiyono bilang, revolusi industri ini juga luar biasa efeknya terhadap berbagai sektor kehidupan, yakni terkait otomasi dan disrupsi. Dampaknhya ada perubahan yang drastis terhadap struktur ketenagakerjaan. Ada banyak pekerjaan-pekerjaan yang hilang karena tergantikan oleh mesin atau robot.

"Lembaga riset McKinsey menyebutkan revolusi industri 4.0 telah mendorong pergeseran sekitar 30% pekerjaan industri dapat diotomasi, sehingga diproyeksikan ada 23 juta pekerjaan yang akan hilang," ungkap Caswiyono. Pekerjaan kuli, loper koran, tukang pos, penjaga gerbang tol adalah sebagian pekerjaan yang saat ini mulai tergantikan oleh perkembangan teknologi.

Tapi, kita tidak perlu berkecil hati karena revolusi industri juga membuka peluang 20 juta-40 juta pekerjaan baru yang tumbuh. Misalnyanya fenomena youtuber, konten kreator dan lainnya. "Tapi celakanya ketika kita sedang beradaftasi dengan revolusi industri 4.0, di negara lain sudah masuk ke era revolusi industri 5.0. Namun kecepatan kita beradaptasi masih kalah jauh dengan kecepatan revolusi industri itu sendiri. Yang pasti, jika kita tidak bisa beradaptasi, ya akan tergulung," jelasnya.

Berhubung tantangan yang dihadapi ini luar biasa, Caswiyono berujar, maka langkah langkah antisipasinya juga harus luar biasa. Adapun upaya untuk menghadapi tantangan tersebut adalah melakukan transformasi, termauk pada pengembangan pasar kerja dan perluasan kesempatan kerja yang tengah dijalankan Kemnaker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×