Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/ Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) berjanji tetap bekerja keras mengejar target investasi tahun depan. Kendati anggaran Kementerian Investasi/BKPM hanya dianggarkan Rp 1,09 triliun pada 2023.
Anggaran sebesar itu, terdiri dari Rp 392,6 miliar untuk program dukungan manajemen dan untuk program penananam modal Rp 701,6 miliar.
Anggaran ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp 1,3 triliun.
Sementara itu, target realisasi investasi tahun depan meningkat Rp 200 triliun menjadi Rp 1.400 triliun dari tahun ini yang sebesar Rp 1.200 triliun.
Artinya, Kementerian Investasi/BKPM harus bekerja keras untuk mengejar target investasi dengan anggaran yang dipatok sebesar Rp 1,09 triliun dalam RAPBN 2023.
Baca Juga: Izin Usaha Pertambangan (IUP) Dicabut, Ada yang Menggugat ke PTUN
"Target (investasi) pemerintah di 2023 sebesar Rp 1.400 triliun, kita harus pacu terus untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada 2023. Di saat bersamaan, defisit APBN kita sudah turun jadi 3%. Maka kita harus carikan jalannya, salah satunya lewat investasi," ujar Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers Perkembangan Investasi 2022, Senin (26/9).
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus dan Juru Bicara Kementerian Investasi/BKPM Tina Talisa mengatakan, pihaknya masih akan terus berupaya mencari upaya lain dikarenakan target realisasi investasi yang ditetapkan pada tahun 2023 sangat besar, namun sebaliknya anggaran tersebut malah mengalami penurunan.
"Tentu Kementerian Investasi/BKPM menghargai dan mengapresiasi apa yang sudah diputuskan, tapi jika ditanyakan butuh upaya lain tentu betul, karena targetnya tidak kecil sama sekali, tahun ini saja sudah naik 30% dari tahun lalu, tapi anggaran turun 13%," ujar Tina kepada awak media seusai Konferensi Pers, Senin (26/9).
Untuk itu, pihaknya tentu masih optimistis untuk mengejar target Rp 1.400 triliun di 2023 dan perlu upaya-upaya lain untuk menuju optimisme tersebut.
Baca Juga: Realisasi Investasi Sepanjang Kuartal I-2022 Mencapai Rp 282,4 Triliun
"Tapi menuju optimisme itu juga perlu upaya optimistis sehingga kami akan terus berupaya yang lain agar kebutuhan anggaran (Rp 1,09 triliun) juga bisa tercukupi dengan target yang besar," katanya.
Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengatakan, bahwa dalam mengejar target investasi tidak hanya menjadi tugas Kementerian Investasi/BKPM saja.
Namun juga harus ada kerjasama dan koordinasi dengan kementerian/lembaga lainnya.
Ia bilang, dengan anggaran yang dipatok Rp 1,09 triliun tersebut akan sulit bagi Kementerian Investasi/BKPM dalam mengejar target realisasi investasi Rp 1.400 triliun di tahun 2023.
Menurutnya, tantangan utama yang akan dihadapi oleh Indonesia dalam menarik investasi adalah perbaikan iklim bisnis dan usaha, termasuk perizinan, kepastian usaha dan hukum, penurunan korupsi dan hal-hal lainnya.
Baca Juga: Izin Usaha Pertambangan (IUP) Dicabut, Ada yang Menggugat ke PTUN
"Jadi walaupun dengan anggaran yang lebih rendah ini, BKPM relatif lebih sulit mengejar target, namun untuk mencapai target investasi ini perlu kebijakan dan regulasi yang lebih menyeluruh dan perbaikan iklim usaha yang lebih komprehensif lagi dari pemerintah," ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Senin (26/9).
Sebagai informasi, pada tahun ini pemerintah menargetkan realisasi investasi mencapai Rp 1.200 triliun. Sampai dengan kuartal II-2022, realisasi investasi mencapai Rp 584,6 triliun atau 48,7% dari target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News