kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BKPM khawatirkan prospek ekonomi dan investasi


Rabu, 26 Juli 2017 / 14:29 WIB
BKPM khawatirkan prospek ekonomi dan investasi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal di Indonesia selama triwulan kedua (periode April-Juni) tahun 2017 sebesar Rp 170,9 triliun, meningkat 12,7% dari periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 151,6 triliun.

Namun demikian, Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, dirinya khawatir dengan prospek ekonomi dan investasi Indonesia pada triwulan tiga dan empat pada tahun ini. Hal itu disebabkan oleh harga komoditas yang cenderung menurun pada kuartal kedua tahun ini.

Thomas mengatakan, harga komoditas tahun lalu hingga triwulan pertama 2017 naik 27%. "Bagi negara yang eksposurnya kepada komoditas seperti Indonesia, ini membantu, tetapi triwulan kedua harga komoditas turun lagi. Saya khawatir bisa jadi beban untuk ekonomi dan investasi Indonesia di triwulan III dan IV," jelas Thomas di kantornya, Rabu (26/7).

Thomas juga menyatakan bahwa dirinya prihatin dengan struktur investasi di Indonesia, terutama keseimbangan padat modal dan padat karya. Menurutnya, hal ini berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang menghambat investasi. “Kalau kita tidak segera perbaiki peraturan yang dikeluhkan Presiden, bisa saja nilai investasi naik terus tapi pelaku usaha malah mengurangi tenaga kerja akibat efisiensi," ujarnya.

Bila demikian, menurut Thomas, meskipun target investasi tercapai, akan terjadi kontraproduktif dengan tujuan besar program ekonomi. Pasalnya, peningkatan angka investasi dan pertumbuhan ekonomi menurutnya belum tentu 100% sama dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Jadi kita harus perhatikan struktur. Saya khawatir retail sales yang lemah di triwulan II di mana segala kategori retail sangat lemah, mulai dari baju sampai petasan. Jangan sampai ini menunjukkan bahwa dunia usaha menggeser investasi ke program-program yang mengurangi ketergantungan pada tenaga atau efisiensi,” katanya.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menambahkan, jumlah penyerapan tenaga kerja sendiri dalam kurun waktu enam bulan pertama ini tercatat 539.457 orang. Realisasi tersebut turun dibanding serapan di periode yang sama tahun lalu sebanyak 681.909 orang.

"Di kuartal II-2017, penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 345.323 orang. Jumlah ini naik dari realisasi kuartal I sebanyak 194.134 tenaga kerja yang terserap," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×