Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) perlu mengerahkan segala upaya untuk memenuhi target investasi Rp 519,5 triliun tahun ini. Salah satunya, BKPM menggandeng Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengetahui potensi daerah tujuan investasi.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, BIN memiliki informasi yang akurat mengenai karakteristik sebuah daerah. Nah, BKPM membutuhkan informasi tersebut dalam merumuskan kebijakan terkait investasi di suatu daerah.
Investor yang datang dari berbagai negara, sebelum memutuskan menanamkan uangnya di sebuah daerah tentu sangat membutuhkan informasi dari BIN melalui BKPM. Misalnya, informasi bahwa untuk bisa masuk dan diterima di suatu daerah tertentu, hendaklah menggunakan bahasa Jawa.
"Supaya investor yang banyak dari luar ini bisa memahami daerah tersebut," ujar Franky, usai penandatanganan nota kesepahaman antara BKPM dan BIN di Jakarta, Selasa (31/3).
Salah satu upaya BKPM mendorong investasi adalah melalui pemetaan potensi investasi masing-masing daerah di Indonesia. Dalam pemetaan tersebut, BKPM bukan hanya berpatokan pada potensi ekonomi, tapi juga kondisi sosial politik dan budaya wilayah tersebut.
Kepala BIN Marciano Norman menjelaskan, BIN dapat memberikan dukungan yang sangat besar kepada BKPM terkait investasi. BIN telah membentuk Deputi Bidang Intelijen Ekonomi.
Informasi yang dapat diberikan BIN kepada BKPM adalah situasi di lapangan, yaitu apakah di daerah yang menjadi incaran investor itu, masyarakatnya dapat memberikan dukungan sepenuhnya. Ataukah ada potensi untuk bermasalah di kemudian hari.
Dengan adanya kerja sama dengan BIN ini, "Sehingga pada saat investor itu nanti berhubungan dengan BKPM, mereka sudah tahu persis," terang Marciano.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News