kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Bisa Berdampak ke RI, Ekonom DBS Ungkap Kondisi yang akan Menghantui Perekonomian AS


Selasa, 26 Juli 2022 / 20:31 WIB
Bisa Berdampak ke RI, Ekonom DBS Ungkap Kondisi yang akan Menghantui Perekonomian AS
ILUSTRASI. Seseorang mengambil foto sambil melihat ke arah cakrawala Manhattan di Winter Solstice di Brooklyn, New York City, AS, Selasa (21/12/2021). REUTERS/Andrew Kelly


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah gonjang-ganjing perekonomian, Bank DBS meyakini perekonomian Amerika Serikat (AS) masih aman dari jurang resesi. Bila menilik definisi, kondisi resesi adalah saat pertumbuhan ekonomi suatu negara mencetak negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Direktur Eksekutif, Ekonom Senior Bank DBS Radhika Rao mengatakan, meski kecil kemungkinan mengalami resesi, tetapi negara Paman Sam berpeluang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. 

“Pertumbuhan ekonomi AS ini tidak akan resesi, hanya lebih ke perlambatan pertumbuhan ekonomi saja. Kami memperkirakan mungkin di kisaran 1,5% pada tahun 2023,” tutur Radhika dalam Group Interview, Selasa (26/7) di Jakarta. 

Mengingat negara AS adalah negara adidaya yang memiliki dampak terhadap negara-negara lain, Radhika melihat ada dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi AS ini ke Indonesia. Namun, dampanya tidak signifikan. 

Baca Juga: Ini Tujuh Kesepakatan Indonesia dan RRT dalam Kunjungan Jokowi di Beijing

Dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi AS ke Indonesia ini datang daru jalur harga komoditas, perdagangan mengingat AS adalah salah satu negara mitra dagang Indonesia, serta investasi. 

Meski begitu, paparannya tak terlalu besar pada Indonesia mengingat sumber perekonomian Indonesia adalah dari dalam negeri. 

Dengan demikian, Radhika menyarankan Indonesia untuk tetap mempertahankan kekuatan dalam negeri, terutama dengan menjaga daya beli masyarakat. Ini yang akan menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga, sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×