Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tengah membidik sejumlah negara untuk diajak kerja sama dalam penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi atau local currency settlement (LCS).
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat mengungkapkan, salah satu negara yang dibidik adalah Arab Saudi.
“Kami terus mengupayakan peluang kerja sama LCS dengan negara yang memiliki keterkaitan hubungan ekonomi yang erat, seperti Arab Saudi juga terus diupayakan untuk memudahkan kegiatan pembayaran warga negara Indonesia yang melakukan ibadah haji,” kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (9/8).
Meski begitu, Donny mengaku, merayu negara tersebut untuk menjalin kerja sama LCS dengan Indonesia memang tak semudah membalik telapak tangan. Pasalnya, kedua negara memang harus menyamakan tujuan, kebutuhan, dan perlu ada pembentukan ekosistem.
Baca Juga: BI jajaki kerja sama LCS dengan Filipina, Korea Selatan, dan India
Tak hanya itu, negara Arab Saudi juga perlu melakukan persiapan yang mungkin akan memakan waktu. Ini tentu saja membutuhkan kesiapan negara tersebut.
“Sejauh mana nanti mereka siap? Mungkin mereka mau, tetapi perlu ada persiapan tidak bisa sekadar mau saja. Harus ada ekosistem yang dibentuk. Namun, akan kami coba dan ini bisa jadi di penjajakan tahap berikutnya akan kami lakukan,” jelas Donny.
Nah, untuk saat ini, BI tengah menjajaki kerja sama LCS dengan tiga negara, yaitu Filipina, Korea Selatan, dan India. Untuk negara Filipina, bahkan BI sudah memiliki kesepakatan bilateral atau memorandum of understanding (MoU) dan harapannya membuahkan hasil baik ke depan.
Selanjutnya: Begini manfaat kerja sama LCS menurut ekonom LPEM FEB UI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News