Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tengah membidik beberapa negara untuk diajak kerja sama dalam penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi atau local currency settlement (LCS).
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan BI Donny Hutabarat mengatakan, hingga kini sudah ada tiga negara yang akan diajak menerapkan kerangka LCS dengan Indonesia.
“Ada Filipina, Korea Selatan, dan India. Kalau Filipina bahkan kami sudah ada MoU dan kalau dengan Korea Selatan dan India masih tahap penjajakan. Namun, ketiga negara ini memiliki semangat yang sama dengan Indonesia,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Senin (9/8).
Donny mengatakan, salah satu pertimbangan Indonesia ingin mengajak kerja sama ketiga negara tersebut, karena adanya hubungan dagang yang cukup kuat.
Hal ini tercermin dari nilai perdagangan yang dihimpun oleh Kontan.co.id dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pada tahun 2020, ekspor Indonesia ke India mencapai US$ 10,39 miliar atau 6,36% dari total ekspor di tahun 2020. Sementara ekspor ke Korea mencapai US$ 6,51 miliar atau 3,99% dari total ekspor, dan ke Filipina tercatat US$ 5,9 miliar atau 3,61% dari total ekspor Indonesia.
Baca Juga: BI sempurnakan ketentuan tentang pasar uang, berikut isinya
Sementara untuk impor, dari India tercatat US$ 3,76 miliar atau setara 2,66% dari total impor pada tahun 2020. Untuk impor dari Korea tercatat sebesar US$ 6,85 miliar atau 4,84% dari total impor, dan Filipina senilai US$ 625,5 juta atau setara 0,44% dari total impor pada tahun lalu.
Dan asal tahu saja, India dan Korea Selatan merupakan negara yang masuk 10 besar negara tujuan ekspor Indonesia dan juga masuk 10 besar pangsa impor non migas Indonesia hingga saat kini.