Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Indonesia melihat penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh baik faktor dalam negeri maupun global. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menilai, saat ini makin banyak faktor positif bagi rupiah.
Dari faktor global misalnya, rilis dari Bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang mengindikasikan rencana kenaikan suku bunga akan mundur. Kemungkinan, Fed Fund Rate baru akan naik pada September atau Desember, atau bahkan bisa juga ditunda hingga tahun 2017 nanti.
Sementara di dalam negeri, kondisi terus fundamental menunjukan perbaikan. Misalnya tingkat inflasi yang rendah, serta defisit neraca transaksi berjalan yang semakin kecil.
Perry mengaku sempat memperkirakan stabilitas rupiah baru akan terjadi setelah semester pertama nanti. "Tapi dengan berita positif, dari dalam dan luar negeri akan bagus pada perekonomian," kata Perry, Kamis (11/2) di Jakarta.
Ia memprkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang antara Rp 13.300-Rp 13.700 per dollar AS. Saat ini, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah berada pada level Rp 13.464 per dollar AS.
Perry yakin, pergerakan nilai tukar rupiah menuju ke arah nilai fundamentalnya.
Sementara itu, Menteri koordinator bidang perekonomian Darmin Nasution menganggap rupiah masih berada di bawah nilai wajarnya, alias undervalue. Namun demikian Darmin mengakui kalau penguatan ini menunjukan ekonomi dalam negeri telah terjadi perbaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News