Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID. JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku, risiko terkait siber menjadi salah satu tantangan yang mengancam stablitas sistem keuangan dalam negeri. Deputi Gubernur BI Juda Agung bilang, bila kejahatan siber menyerang otoritas, maka akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Sistem Stabilitas Keuangan.
"Pasalnya, ini juga akan mengganggu layanan Stabilitas Sistem Keuangan kita yang juga bermuara pada stabilitas ekonomi," terang Juda, Senin (23/10).
Juda menambahkan, hal ini tak hanya diwaspadai di Indonesia. Bahkan ia mengaku, baru-baru ini bertemu dengan para dewan gubernur otoritas moneter kawasan ASEAN. Dalam pertemuan tersebut, para deputi gubernur curhat kalau mengalami gangguan siber selama satu tahun terakhir.
Dengan demikian, bank-bank sentral di kawasan ASEAN ini tengah dalam mode penguatan keamanan siber.
Baca Juga: Ada Pergeseran Besar di Perpajakan Internasional
Lebih lanjut, selain risiko terkait siber, Juda juga bilang risiko yang mengancam stabilitas sistem keuangan datang dari ketidakpastian global.
Ketidakpastian muncul gara-gara konflik geopolitik. Belum selesai bernapas dari dampak rambatan perang Rusia dan Ukraina, kini meletus perang akibat ketegangan politik Israel dan Palestina.
Meskipun ada tantangan, Juda menegaskan bahwa kebijakan BI tetap diarahkan dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan.
Plus, BI tetap akan menjaga momentum perekonomian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News