CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI: Rupiah sulit menguat dalam waktu dekat


Selasa, 23 Juni 2015 / 06:52 WIB
BI: Rupiah sulit menguat dalam waktu dekat


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan nilai tukar rupiah masih akan sulit menguat dalam waktu dekat apabila tidak ada upaya untuk melakukan reformasi struktural secara konsisten dan berkesinambungan.

"Untuk itu, Indonesia harus bisa konsisten melaksanakan reformasi struktural dengan baik, ada pengendalian inflasi dan upaya mengelola transaksi berjalan yang sehat," katanya, Senin (22/6) malam.

Agus mengatakan kondisi rupiah saat ini sedang tertekan oleh fenomena "super dollar" dan situasinya bisa bertambah buruk apabila tidak ada upaya dari pemerintah untuk melanjutkan reformasi terutama dalam memperbaiki kinerja neraca transaksi berjalan.

Keberlangsungan reformasi tersebut sangat penting, karena negara-negara yang saat ini mengalami depresiasi mata uang terhadap dollar AS adalah negara yang memiliki defisit transaksi berjalan buruk, laju inflasi tinggi dan fundamental ekonomi yang rentan.

"Tapi kalau negara itu melakukan reformasi dengan kuat dan bisa melakukan perbaikan transaksi berjalan dengan baik, contohnya seperti India di mana dia bisa membangun 'confidence', maka mata uangnya bisa terjaga dari depresiasi yang besar," jelas Agus.

Untuk itu, upaya mengelola reformasi struktural, salah satunya dengan memperbaiki defisit transaksi berjalan harus terus dilakukan, meskipun belum tentu tindakan itu bisa mengembalikan rupiah berada pada kisaran di bawah Rp13.000 per dollar AS.

"Kami sampaikan bahwa selama kita masih ada defisit transaksi berjalan memang cukup sulit kita bisa mempunyai kondisi rupiah yang menguat. Jadi memang kita harus pandai mengelola defisit itu dengan baik," ujar Agus.

Saat ini, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi seiring dengan penguatan dollar AS yang didukung "quantitative easing" Bank Sentral Eropa, dinamika perundingan fiskal Yunani serta kekhawatiran perlambatan perekonomian domestik.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam mengendalikan defisit transaksi berjalan yang diarahkan pada kisaran 2,5 - 3 % terhadap PDB dalam jangka menengah dan menjaga inflasi pada sasaran empat plus minus satu persen.

Namun, Bank Indonesia mewaspadai kemungkinan tingginya impor barang modal yang dibutuhkan untuk mendorong investasi serta tingginya laju inflasi apabila "volatile food" tidak dikelola dengan baik.

Kondisi tersebut yang membuat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS rata-rata setahun pada 2016 diperkirakan pada kisaran Rp13.000-Rp13.400 atau direvisi dari asumsi sebelumnya Rp12.800-Rp13.200, meskipun ada upaya pengendalian defisit transaksi berjalan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×