Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Besok (14/5) Bank Indonesia (BI) akan merilis suku bunga acuan alias BI rate. Sejumlah ekonom memproyeksikan, bank sentral masih akan menahan BI rate pada angka 5,75%. Suku bunga acuan mungkin akan terkatrol jika pemerintah merealisasikan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersusbsidi.
David Sumual, ekonom BCA, menuturkan, pemulihan ekonomi global masih berjalan lambat. Alhasil, di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal pertama tahun ini masih di bawah ekspektasi. "Ini yang menjadi alasan BI untuk menahan suku bunga acuannya," ujarnya akhir pekan lalu.
Hanya saja, rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi membuat ekspektasi inflasi ke depan masih cukup tinggi. Dan kalau itu terjadi, David memperkirakan, bank sentral akan segera mendongkrak BI rate.
Anton Gunawan, Kepala Ekonom Bank Danamon, juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang melambat akan membuat BI tetap mempertahankan suku bunga acuannya untuk saat ini. Meski begitu, "Kami tidak mengesampingkan kemungkinan adanya kenaikan suku bunga, jika harga BBM bersubsidi dinaikkan," ungkapnya.
Lana Soelistyaningsih, Ekonom Samuel Sekuritas juga sepakat BI tidak akan mengubah BI rate lantaran inflasi year on year hingga April 2013 masih cukup rendah, sebesar 4,12%. Apalagi, BI juga masih menunggu transisi gubernur baru dengan yang lama. Jadi, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan baru akan berlangsung setelah pergantian gubernur BI.
Ketiganya sependapat kenaikan harga BBM bersubsidi akan mengatrol inflasi sehingga memaksa BI rate naik. Soalnya, bersamaan dengan kenaikan harga premium dan solar, pemerintah juga akan memberikan kompensasi bagi masyarakat miskin.
Dalam hitungan David, bila harga BBM naik 10% mulai Juni 2013, kenaikan itu akan menambah beban inflasi sekitar 0,7% -- 0,8%. Namun, "Kalau dilakukan pada Juli, pukulan terhadap inflasinya akan lebih besar," kata dia. Sebab, pada bulan itu ada tahun ajaran baru dan bulan puasa. Alhasil, belanja masyarakat naik sehingga memicu inflasi.
Lana memperkirakan hingga akhir tahun ini masih ada peluang kenaikan BI rate sekitar 0,5%. Kenaikan itu akan bertahap masing-masing 25 basis poin setelah ada kenaikan harga BBM subsidi.
Tony Prasetyantono, pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada, menilai, BI baru akan menaikkan suku bunga acuannya jika pemerintah resmi menaikkan harga BBM. Senada dengan Lana, dia juga memperkirakan ada peluang BI untuk mendongkrak suku bunga acuan 0,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News