Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian global yang mengancam stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia (BI) meyakini mata uang Garuda masih akan tetap terjaga dan bergerak sesuai fundamentalnya.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti pun memperkirakan, rata-rata nilai tukar rupiah di tahun 2022 akan bergerak di kisaran Rp 14.500 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga Rp 14.900 per dolar AS.
Namun, berarti akan ada potensi pelemahan nilai tukar rupiah, bila membandingkan dengan kisaran rata-rata yang pernah disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo pada Juni 2022. Pada waktu itu, Bos BI memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun ini akan bergerak di kisaran Rp 14.300 per dolar AS hingga Rp 14.700 per dolar AS.
Nah, untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah, Destry mengaku BI akan tetap mengokohkan kuda-kudanya. "Kami akan memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamental, untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi," jelasnya di hadapan Komisi IV DPD RI, Kamis (25/8).
Baca Juga: Bertenaga, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 14.827 Per Dolar AS Pada Kamis (25/8)
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh BI dalam menjaga stabilitas rupiah adalah intervensi di pasar spot, DNDF, dan pembelian surat berharga negara (SBN) yang dilepas asing di pasar sekunder. Intervensi tersebut sangat terkenal dengan sebutan triple intervention.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan BI tersebut, hingga 23 Agustus 2022. nilai tukar rupiah tercatat melemah 3,94% dari awal tahun secara point to point. Ini relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi nilai tukar negara-negara sebaya seperti Filipina, Thailand, maupun Malaysia.
Lebih lanjut, pada tahun 2023, Destry tetap meyakini rupiah terjaga di kisaran yang sama dengan tahun 2022 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News