Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2018 cukup tinggi sebesar US$ 120,7 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar toga bulan impor.
Rupiah pada Desember 2018 secara rerata menguat sebesar 1,16%, tren penguatan rupiah berlanjut pada Januari 2019. Sedangkan rerata keseluruhan tahun 2018, tercatat mengalami depresiasi 6,05% lebih rendah dari pada Rupee, India, Rand, Afrika Selatan, Real, Brasil dan Lira, Turki.
Penguatan rupiah antara lain dipengaruhi aliran masuk modal asing akibat perekonomian domestik yang kondusif dan imbal hasil domestik yang tetap menarik, serta ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda.
Inflasi tetap rendah dan terkendali. Inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,62% secara bulanan atau 3,13% secara tahunan. Berada dalam kisaran sasarannya selama empat tahun terakhir. Pada 2019 diperkirakan berada dalam sasaran inflasi sebesar 3,5% plus minus 1%.
Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan tetap tinggi mencapai 23,3% dan rasio likuiditas (AL/DPK) masih aman yakni sebesar 20,1% pada November 2018.
Selain itu, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah yaitu sebesar 2,7% gross atau 1,2% net. Dari fungsi intermediasi perbankan, pertumbuhan kredit pada November 2018 tercatat sebesar 12,1% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 13,3%.