Reporter: Umar Tusin | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada awal tahun 2020 sepakat mempertahankan suku bunga acuan di 5%. Menanggapi hal tersebut ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, suku bunga harus dilihat dari kondisi perkembangan global.
Menurut David, ekspetasi pasar terhadap suku bunga Bank Sentral Amerika (The Fed) akan turun satu sampai dua kali. Tapi, sebelumnya Jerome Paul selaku Gubernur The Fed mengatakan akan menahan suku bunga di tahun ini. Dengan ekspetasi pasar, David melihat The Fed bisa menurunkan 50 basis poin di tahun ini.
Baca Juga: Bank Indonesia buka peluang menurunkan suku bunga tahun ini
“Kita harus menjaga imbal hasil obligasi atau imbal hasil aset-aset finansial di luar termasuk imbal hasil hasil dolar,” ujar David saat dihubungi Kontan, Kamis (23/1).
Selain itu, David menganggap Giro Wajib Minimum (GWM) sudah cukup efektif dalam membantu likuiditas.
David menambahkan, kondisi inflasi harus juga diperhatikan, karena secara domestik yang dilihat adalah inflasi dan defisit transaksi berjalan.
Baca Juga: BI prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 capai 5,1%, ini faktor pemicunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News