Reporter: Herlina KD | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Hingga Juni 2012 realisasi inflasi dari sisi masih terkendali. Meski begitu, Bank Indonesia (BI) mengingatkan adanya kenaikan inflasi akibat fluktuasi kenaikan harga bahan pangan (volatile food). Untuk inflasi Juli, BI memperkirakan inflasi akan ada di kisaran 0,65% - 0,7%.
Direktur Grup Hubungan Masyarakat Bank Indonesia (BI) Difi A. Johansyah mengatakan secara historis, sejak beberapa tahun terakhir rata-rata inflasi pada Juli ada di kisaran 0,65%. Nah, untuk tahun ini, sampai pekan kedua Juli 2012 tekanan inflasi dari volatile food cenderung meningkat. "Selain dipicu oleh naiknya permintaan menjelang ramadan, kenaikan harga yang terjadi merupakan dampak dari meningkatnya harga global khususnya pangan," jelasnya Selasa (24/7).
Makanya, BI memperkirakan inflasi pada Juli 2012 ada di kisaran 0,65% - 0,7%. Berdasarkan pantauan BI, beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan di seluruh kawasan adalah daging ayam, telur ayam, daging sapi, mie instan, beras, dan minyak goreng kemasan.
Menurut Difi, dua komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan adalah daging ayam dan daging sapi. Untuk daging ayam, kata Difi tren fluktuasi harganya masih cukup normal seperti tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja, untuk harga daging sapi kenaikannya cukup drastis akibat persoalan pasokan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa optimistis realisasi inflasi Juli 2012 akan di bawah 1%. Ia bilang untuk mengantisipasi kekurangan pasokan daging sapi, pemerintah siap bekerjasama dengan para pengusaha penggemukan sapi (feedlot) untuk mengeluarkan stok sapi bakalannya. Saat ini stok sapi bakalan sebanyak 150.000 ekor.
Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi juga memperkirakan inflasi Juli akan ada di kisaran 0,7% - 0,8%. Alasannya, selain faktor kenaikan harga pangan, pada Juli juga terjadi tekanan inflasi akibat liburan dan tahun ajaran baru.
Nah, untuk Agustus, Eric memperkirakan angka inflasi akan ada di kisaran 0,9% - 1%. Tingginya permintaan bahan kebutuhan pangan menjelang Lebaran membuat angka inflasi Agustus terdongkrak. Selain itu, "Ada pengaruh dari kenaikan harga kedelai dan gandum internasional," ujarnya.
Meski ada ancaman inflasi dari sisi kenaikan harga bahan pangan, tapi BI masih yakin hingga akhir tahun ini inflasi masih akan sesuai dengan sasaran 4,5% plus minus 1%. Untuk pengendalian inflasi, BI dan pemerintah juga bekerjasama dalam bentuk Tim Pengendalian Inflasi.
Di tingkat pemerintah daerah, kata Difi juga ada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Dari aspek pasokan, TPID mengantisipasi kenaikan inflasi dengan beberapa langkah seperti percepatan penyelenggaraan pasar murah dan operasi pasar, penyaluran raskin, dan meningkatkan intensitas pasokan dan peninjauan berkala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News