kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI perkirakan ekonomi tahun ini hanya tumbuh 5,1%


Rabu, 21 November 2018 / 15:10 WIB
BI perkirakan ekonomi tahun ini hanya tumbuh 5,1%
ILUSTRASI. Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 menjadi sebesar 5,1%. 

"Pertumbuhan ekonomi masih di kisaran 5,1%-5,2%, perkiraan BI disekitar 5,1% untuk tahun ini," ungkap Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI saat menjadi keynote speaker menggantikan Perry Warjiyo di acara Core Economic Outlook Rabu (21/11). 

Sebelumnya, BI mematok pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini sekitar 5-5,4%. Dody juga menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2018 akan sama dengan kuartal III-2018, artinya sekitar 5,17%. 

Meskipun demikian, Dody meminta untuk menunggu hasil rapat BI di akhir November nanti. "Bound average domestic demand jadi faktor utama pertumbuhan 2018," ungkapnya.

Realisasi investasi pada kuartal III-2018 tercatat Rp 173,8 triliun, turun 1,6% secara month on month (mom), juga turun 20,2% year on year (yoy).

Sedangkan konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2018 tumbuh 5,01% yoy. Naik ketimbang periode yang sama di tahun 2017 yang tercatat 4,93% yoy. Konsumsi juga masih terus didorong oleh belanja infrastruktur yang dilakukan pemerintah.

Dari sisi perbankan, penyaluran kredit masih bisa tumbuh ke arah 12%. Ini menunjukkan besarnya transmisi kebijakan moneter sehingga membuat ekonomi bisa tumbuh.

Confidence produsen juga dinilai baik. Dia menjelaskan perbankan tidak menaikkan suku bunga kreditnya, meskipun suku bunga investasi dan dana pihak ketiga (DPK) sudah mengalami kenaikan. Efisiensi perbankan dan corporate bisa dilihat dari tipisnya passthrough dari sisi nilai tukar ke dunia usaha.

"Passthrough ke ongkos produksi terjaga," jelasnya.

Sedangkan dari sisi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksi stagnan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang mengalami perlambatan.

Hal ini disebabkan perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dengan China, serta menunggu Eropa melakukan normalisasi suku bunga.

"Meskipun saat ini tren eksternal memang positif menunggu pembahasan trade policy AS-China," ungkap Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×