Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pertumbuhan Ekonomi kuartal kedua tahun ini diproyeksi lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 4,92%. Namun, angka pertumbuhan tersebut diproyeksi tak akan melebihi angka 5%.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, hasil kajian BI, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini hanya mencapai 4,94%. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi semester pertama tahun ini hanya mencapai 4,93%.
"Dan kami perkirakan di kuartal ketiga itu ada di kisaran 5,2% sehingga sepanjang tahun pertumbuhan Indonesia ada di 5,09%. Tapi ini kondisi berdasarkan perkiraan kami dan masih sejalah dengan kisaran pertumbuhan 5%-5,4%," kata Agus, Jumat (29/7).
Sayangnya, Agus enggan menjelaskan secara rinci pendorong pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan otoritas moneter tersebut. Namun menurut Agus, proyeksi pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini belum memperhitungkan dampak dari kebijakan Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty.
Menurutnya, jika Tax Amnesty tersebut sukses, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya pada tahun 2017 mendatang. Dengan catatan, dana-dana dari Tax Amnesty dana yang direpatriasikan mengalir ke sektor-sektor produktif.
"Tapi kalau dana itu hanya mengendap di perbankan, itu tidak optimal dan malah akan membuat BI menjaga agar dana yang tersedia di masyakarat tidak berlebihan. Kalau berlebihan justru bisa membuat tekanan inflasi dan itu jadi berat bagi ekonomi kita," tambahnya.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung megatakan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini akan membaik walaupun masih terbatas. Menurutnya, konsumsi rumah tangga membaik yang tercermin dari penjualan eceran yang tumbuh positif menjelang Hari Raya Idul Fitri dan penjualan mobil yang meningkat.
Sementara itu, pertumbuhan investasi, khususnya nonbangunan, belum menunjukkan perbaikan yang signifikan di tengah tingginya belanja modal dan barang pemerintah. Dari sisi eksternal, ekspor diperkirakan masih lemah, meskipun beberapa komoditas mulai mengalami peningkatan.
Sementara itu, ia memperkirakan jika hasil Tax Amnesty mengalir ke sektor riil akan menambah pertumbuhan ekonomi akan bertambah 2%-3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News