Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis, pemulihan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut di tahun ini. Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan, pemulihan ekonomi ini tak lepas dari campur tangan bank sentral yang hadir dengan instrumennya.
“BI memiliki kebijakan akomodatif baik di sektor moneter, makroprudensial, maupun di sistem pembayaran,” ujar Sugeng, Kamis (25/3) via video conference.
Dari sisi moneter, BI telah hadir dengan menurunkan suku bunga acuan secara agresif sejak krisis pandemi mulai di tahun 2020.
Bahkan, hingga Maret 2021, suku bunga acuan bergerak rendah di level 3,50% atau yang terendah sepanjang sejarah.
Baca Juga: Fitch pertahankan peringkat utang Indonesia, ini kata Bank Indonesia
Sejalan dengan hal itu, BI juga telah mengguyur likuiditas atau melakukan quantitative easing (QE) kepada perbankan senilai Rp 776,87 triliun atau setara dengan 5,03% produk domestik bruto (PDB).
BI juga mengokohkan kerja sama dengan pemerintah dengan sinergi ekspansi moneter dan akselerasi fiskal sebagai standby buyer Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana.
Selain upaya BI dan sinergi yang dilakukan dengan otoritas terkait, Sugeng juga mengatakan, pemulihan ekonomi domestik akan selaras dengan pemulihan ekonomi global.
Pemulihan ekonomi global digadang bisa lebih cepat dari perkiraan. Bahkan, sejumlah lembaga internasional merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021, seperti IMF yang merevisi dari 5,2% menjadi 5,5% dan OECD yang merevisi dari 4,2% menjadi 5,6%.
Kata Sugeng, pemulihan ekonomi juga tak lepas dari progres vaksinasi Covid-19 yang dilakukan baik di dunia internasional maupun di Indonesia. Menurutnya, ini akan membawa implikasi positif terhadap keyakinan masyarakat, yang akhirnya bisa mempercepat pergerakan roda perekonomian.
Selanjutnya: Lagi, Gubernur BI minta perbankan segera turunkan suku bunga kredit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News