Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimis besaran defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) pada kuartal I-2020 bisa lebih rendah dari 1,5% PDB.
Meski begitu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui bahwa ekspor berpotensi menurun sejalan dengan penurunan permintaan dan turunnya harga komoditas dunia akibat wabah Covid-19 yang melanda global maupun Indonesia.
Baca Juga: Bank tak wajib penuhi RIM, ini maksud Gubernur BI Perry Warjiyo
"Tetapi tetap kami perkirakan neraca perdagangan membaik, karena penurunan impor yang lebih tinggi akibat menurunnya permintaan domestik dan berkurangnya kebutuhan input produksi untuk kegiatan ekspor," ujarnya, Selasa (14/4) lewat video conference.
Tak hanya CAD, pun halnya dengan defisit neraca jasa diperkirakan juga lebih rendah. Ini disebabkan oleh penurunan devisa untuk biaya transportasi impor serta penurunan devisa pariwisata yang tidak setinggi perkiraan. Bank sentral juga optimis bahwa defisit neraca pendapatan primer bsia menurun sejalan dengan berkurangnya penurunan kepemilikan asing di instrumen keuangan domestik.
Baca Juga: BI turunkan GWM dan perlonggar kebijakan, likuiditas bank bertambah Rp 117,8 triliun
Lebih lanjut, Perry juga mengatakan bahwa aliran modal asing berpotensi kembali masuk ke Indonesia. Ini juga sejalan dengan meredanya kepanikan pasar keuangan global serta prospek perbaikan ekonomi domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News