Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Juni 2020. Menurut catatan Bank Indonesia (BI), posisi M2 pada bulan lalu sebesar Rp 6.393,7 triliun atau tumbuh 8,2% yoy, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan Mei 2020 yang sebesar 10,4% yoy.
"Perlambatan pertumbuhan M2 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan seluruh komponennya, baik uang kuasi, uang beredar dalam arti sempit (M1), maupun surat berharga selain saham," kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, dalam keterangan resmi Kamis (30/7).
Baca Juga: LPS pangkas lagi bunga penjaminan menjadi 5,25%
Onny memerinci, uang kuasi tercatat sebesar Rp 4.735,0 triliun atau tumbuh melambat dari 10,5% yoy pada Mei 2020 menjadi 8,1% yoy pada Juni 2020 seiring dengan perlambatan tabungan dan giro valuta asing (valas). Asal tahu saja, pangsa uang kuasi terhadap M2 merupakan yang terbesar, yaitu 74,1%.
Sejalan dengan hal tersebut, surat berharga selain saham juga tercatat tumbuh melambat, dari 37,5% yoy pada Mei 2020 menjadi 31,4% yoy terutama didorong oleh penurunan kewajiban akseptasi pada perusahaan korporasi non finansial dalam rupiah.
Sementara itu, M1 tercatat sebesar Rp 1.637,8 triliun atau juga tumbuh melambat, dari 9,7% yoy pada Mei 2020 menjadi 8,2% yoy pada bulan laporan.
Perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh perlambatan giro rupiah menjadi 11,0% yoy karena penurunan saldo giro rupiah milik nasabah korporasi.
Sementara itu, pertumbuhan dana float (saldo) uang elektronik yang diterbitkan bank juga masih mengalami kontraksi 9,5% yoy. Akan tetapi, ini membaik dibandingkan dengan penurunan bulan sebelumnya yang mencapai 26,7% yoy.
Lebih lanjut, uang elektronik pada Juni 2020 tercatat Rp 2,6 triliun dengan pangsa 0,16% terhadap M1. Di sisi lain, posisi uang kartal di masyarakat di luar perbankan dan BI pada Juni 2020 tercatat Rp 651,8 triliun atau tumbuh 4,2% yoy, meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 1,4% yoy.
Baca Juga: Tersengat corona, margin bank di Indonesia masih tetap tertinggi se-Asia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News