kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Kurangi Ketergantungan Terhadap Dolar AS, LCS Beri Dampak Positif ke Rupiah


Jumat, 23 September 2022 / 06:22 WIB
BI: Kurangi Ketergantungan Terhadap Dolar AS, LCS Beri Dampak Positif ke Rupiah
ILUSTRASI. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah memiliki kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi, dengan beberapa bank sentral. Kerja sama ini juga acap dikenal dengan local currency settlement (LCS).

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, kerja sama LCS ini cukup membawa berkah bagi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global. Apalagi, ketidakpastian ini membawa penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang mendorong pelemahan nilai tukar negara-negara berkembang.

Sebenarnya, nilai tukar rupiah pun cukup terdampak. Pasanya, nilai tukar rupiah tercatat melemah 4,97% (YtD) dari akhir tahun 2021 hingga 21 September 2022.

Namun, pelemahannya relatif lebih baik bila dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara sebaya seperti India yang melemah 7,05%, Malaysia melemah 8,51%, dan Thailand melemah 10,07%.

Baca Juga: Simak Strategi Emiten Mengantisipasi Rugi Kurs di Tengah Fluktuasi Rupiah

"Dengan LCS ini, ada diversifikasi penggunaan mata uang dalam perdagangan dan investasi. Dengan demikian, ketergantungan dengan dolar AS berkurang," terang Destry saat menjawab pertanyaan awak media, Kamis (22/9).

Destry mengungkapkan, tiap tahunnya, total nilai transaksi LCS Indonesia dengan negara mitra terus meningkat. Sebut saja dari awal tahun 2022 hingga Agustus 2022, total nilai transaksi LCS telah mencapai ekuivalen US$ 2,8 miliar. Ini melampaui total nilai transaksi LCS di sepanjang tahun 2021 yang sebesar ekuivalen US$ 2,5 miliar.

Lebih lanjut, untuk makin tak tergantung dengan dolar AS, Destry mengungkapkan BI akan terus melakukan inovasi dengan LCS. Setelah sukses bekerja sama menggunakan mata uang lokal untuk transaksi perdagangan dan investasi, BI akan terus mengembangkan transaksi pembayaran dengan mata uang lokal.

BI menyebutnya local currency transaction. Di dalamnya, termasuk pembayaran lintas negara (cross border payment system). Dalam hal ini, Indonesia sudah memiliki kesepakatan kerja sama dengan Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.

Baca Juga: Bidik Bisnis Nasabah Korporasi, Bank OCBC NISP Rilis Layanan China Desk dan LCS

Lebih lanjut, hingga kini BI telah memiliki jalinan kerja sama LCS dengan beberapa negara, yaitu Malaysia, Thailand, Jepang, dan China.

Kabar berhembus, BI terus berupaya menjajaki negara-negara lain untuk menjalin kerja sama serupa. Namun, BI masih enggan mengungkapkan calon negara yang akan dijadikan mitra untuk LCS selanjutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×