kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Kombinasi Pandemi dan Perang Tingkatkan Gejolak Global


Minggu, 04 Desember 2022 / 21:04 WIB
BI: Kombinasi Pandemi dan Perang Tingkatkan Gejolak Global
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia. REUTERS/Willy Kurniawan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian global tengah mengalami gejolak. Bank Indonesia (BI) mengaku, tekanan ekonomi di level global meningkat pada tahun 2022 yang bahkan bisa berlanjut pada 2023. 

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyebut, gejolak tersebut timbul dari pandemi Covid-19 ditambah dengan ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina. 

“Kita masih menghadapi pandemi Covid-19, ditambah dengan perang. Ini menimbulkan gangguan pada ketersediaan barang,” tutur Dody dalam Siniar Prospek Perekonomian dan Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia 2023, Jumat (2/12). 

Dody pun memerinci. Pertama, gangguan ketersediaan barang pun menyundut inflasi di berbagai negara. Seperti kita ketahui, saat ini kita menghadapi kenaikan inflasi pangan maupun energi. 

Baca Juga: Pengamat Sebut Pemulihan Penerimaan Pajak Indonesia Lebih Baik dari Negara OECD

Kedua, inflasi yang tinggi membuat bank sentral masuk dengan kebijakan suku bunga naik. Apalagi ini sudah menjadi mandat bank sentral untuk menjaga stabilitas.  Ketiga, kebijakan suku bunga memang bisa meredam inflasi. Namun, ini akan membawa dampak pada perlambatan perekonomian. 

Terlebih Dody melihat era inflasi tinggi akan bertahan selama beberapa waktu. Dengan demikian, era suku bunga tinggi juga akan bertahan lebih lama. 

“Bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang melambat. Bahkan, di sejumlah negara ada potensi resesi,” tambah Dody. 

Keempat, tak hanya pertumbuhan, ini akan mengganggu stabilitas pasar keuangan. Mata uang negara berkembang biasanya melemah, termasuk Rupiah. 

Pasalnya, banyak aliran modal asing yang hengkang dari pasar keuangan negara berkembang. Nah, hengkangnya asing juga memberi dampak kelima, yaitu keringnya likuiditas dolar AS di negara-negara tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×