kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI: Kinerja Industri Manufaktur Turun pada Kuartal II-2024


Kamis, 18 Juli 2024 / 14:59 WIB
BI: Kinerja Industri Manufaktur Turun pada Kuartal II-2024
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di depan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Rabu.(1/5/2024). BI segera menambah insentif likuiditas makroprudensial untuk Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sebesar Rp81 triliun. Insentif ini diperuntukkan kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan di sektor prioritas (hilirisasi minerba dan non minerba, perumahan, pariwisata, serta pembiayaan inklusif dan pembiayaan hijau. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/01/05/2024


Reporter: Rashif Usman | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri pengolahan pada kuartal II-2024 mengalami penurunan, bila dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Hal ini terlihat dari dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 51,97% atau lebih rendah dari 52,80% di kuartal I-2024.

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono memaparkan berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen masih berada pada fase ekspansi dengan indeks di atas 50%. Komponen dengan indeks tertinggi tercatat pada volume produksi, diikuti volume persediaan barang jadi dan volume total pesanan.

"Sementara itu, komponen penerimaan barang pesanan input menjadi satu-satunya komponen yang meningkat," kata Erwin dalam keterangan resminya, Kamis (18/7).

Baca Juga: ADB Prediksi Ekonomi Asia Naik Menjadi 5% di 2024 Ini Faktor Penopangnya

Dalam laporan tersebut, volume produksi pada kuartal II-2024 tercatat melambat dengan indeks sebesar 53,56%, lebih rendah 54,03% dari kuartal I-2024.

Pada kuartal III-2024, volume produksi diperkirakan akan meningkat dengan indeks sebesar 56,10%. Hal ini sejalan dengan permintaan domestik yang meningkat dan didukung oleh ketersediaan sarana produksi dan kapasitas penyimpanan.

Pada awal tahun ini, komponen volume pesanan barang input juga melambat dengan indeks 52,54%, turun dari sebelumnya 54,45%.

Pada kuartal III-2024, volume pesanan barang input diperkirakan akan meningkat dengan indeks sebesar 55,45%.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat Pada Kamis (18/7)

"Hal ini didorong oleh peningkatan industri furnitur, industri barang galian bukan logam dan industri kayu, barang dari kayu, gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya," ucapnya.

Sejalan dengan volume produksi, pada komponen volume persediaan barang jadi tercatat turun dengan indeks 53,13%, lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat 54,87%. Komponen ini diperkirakan meningkat dengan level indeks sebesar 55,54% pada kuartal III-2024.

Kemudian, penurunan indeks sebenarnya juga terlihat pada komponen penggunaan tenaga kerja. Indeksnya turun dari 50,67% menjadi 49,78% pada kuartal II-2024. 

Baca Juga: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal II Ditopang Dua Sektor Ini

Selanjutnya, komponen kecepatan penerimaan barang pesanan input menjadi satu-satunya yang mengalami fase pertumbuhan positif, sebesar 50,29% pada kuartal II-2024, atau melonjak dari indeks periode sebelumnya sebesar 48,91%.

Pada kuartal III-2024, komponen ini diproyeksikan akan kembali meningkat dengan indeks sebesar 51,38%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×