CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

BI: Ketidakpastian pasar keuangan global menekan pergerakan rupiah


Rabu, 19 Agustus 2020 / 14:49 WIB
BI: Ketidakpastian pasar keuangan global menekan pergerakan rupiah
ILUSTRASI. Kurs rupiah terdepresiasi 6,48% bila dibandingkan dengan levelnya di akhir tahun 2019.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian pasar keuangan global membuat pergerakan nilai tukar rupiah kembali loyo. Bahkan, Bank Indonesia (BI) mencatat hingga 18 Agustus 2020 rupiah terdepresiasi 1,65% point to point atau setara 1,04% secara rerata dibandingkan level Juli 2020. 

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, tren depresiasi rupiah ini melanjutkan pelemahannya pada bulan lalu. Rupiah pada Juli 2020 terdepresiasi 2,36% point to point atau 2,92% secara rerata dibandingkan dengan level Juni 2020. 

"Antara lain disebabkan kekhawatiran terhadap terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19, prospek pemulihan ekonomi global, dan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan akibat kenaikan tensi geopolitik AS dan China yang berlanjut ke Agustus," tutur Perry, Rabu (19/8). 

Baca Juga: Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan di level 4% pada Agustus 2020

Dengan demikian, secara keseluruhan rupiah terdepresiasi 6,48% ytd bila dibandingkan dengan levelnya di akhir tahun 2019. Akan tetapi, Perry mengatakan kalau BI akan tetap siap dalam menjaga pergerakan rupiah. Bahkan, bank sentral pun yakin kalau nilai tukar Garuda masih berpotensi untuk menguat seiring dengan levelnya yang undervalued

"Didukung oleh inflasi yang rendah terkendali, CAD yang rendah, daya tarik aset keuangan yang tinggi dan premi risiko yang semakin menurun. Selain itu, prospek pemulihan ekonomi yang menguat pada paruh kedua tahun ini bisa mendukung nilai tukar rupiah," imbuh Perry. 

Ke depannya, BI akan tetap mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar rupiah dengan menjaga ketersediaan likuiditas baik di pasar keuangan maupun pasar valuta asing (valas). Selain itu, bank sentral juga akan memastikan kalau mekanisme pasar tetap bekerja. 

Baca Juga: Gubernur BI: Peringkat BBB outlook stabil bentuk pengakuan Fitch terhadap ekonomi RI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×