Reporter: Benedicta Prima | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja merilis data neraca pembayaran Indonesia sepanjang 2018. Kendati masih defisit, BI mengklaim kinerja transaksi modal dan finansial cukup baik di triwulan IV-2018.
BI juga mengakui surplus terbesar berasal dari aliran modal asing yang masuk melalui investasi portofolio. Namun, investasi portofolio merupakan investasi jangka pendek sehingga bisa terjadi outflow alias arus keluar kapan saja.
Berbeda dengan foreign direct investment (FDI) atau investasi langsung dan investasi lainnya yang merupakan investasi jangka panjang. Maka, BI dan pemerintah harus lebih mendorong FDI. "Terkait FDI, BI akan bersinergi dengan pemerintah," jelas Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (9/2).
Dody menjelaskan BI akan menjaga stabilitas moneter dan meneruskan reformasi struktural yang menjadi prasyarat terciptanya iklim investasi yang sehat dan mendorong FDI.
BI akan ikut menjaga inflasi tetap terkendali sesuai target atau lebih rendah, pun dengan menjaga rupiah sesuai dengan fundamentalnya. Sedangkan Pemerintah, jelas Dody, sudah terus melakukan perbaikan iklim investasi di dalam negeri. Antara lain melalui paket kebijakan ekonomi dan online single submission (OSS).
Pada kesempatan yang sama Dody juga menjelaskan tekanan di pasar keuangan domestik sejak awal 2018 menyebabkan modal asing keluar dari negara emergin market termasuk Indonesia. Dengan hal ini, pembiayaan untuk defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD) menjadi hal penting untuk menstabilkan rupiah.
"Dalam jangka pendek tentunya inflow dalam semua tenor baik investasi portofolio dan FDI saat ini sangat diperlukan," jelasnya. Untungnya, sejak Oktober 2018 dana asing secara bertahap kembali masuk ke Tanah Air. Sehingga membantu peguatan rupiah.
Sekedar informasi, transaksi modal dan finansial sepanjang 2018 surplus US$ 25,2 miliar. Didorong surplus transaksi modal dan finansial sepanjang triwulan IV-2018 yang meningkat tajam dari triwulan sebelumnya alias surplus US$ 15,7 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News