kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BI: Ekonomi 2016 masih hadapi tantangan berat


Rabu, 05 Agustus 2015 / 17:18 WIB
BI: Ekonomi 2016 masih hadapi tantangan berat


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

MANADO. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Ronald Waas mengatakan, kondisi perekonomian tahun ini dan tahun 2016 masih akan menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan.

"BI memandang kondisi perekonomian Indonesia hingga tahun depan masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan dan bisa mengejutkan, baik yang datang dari eksternal atau global maupun domestik," katanya di Manado, Rabu (5/8).

Ronald mengatakan, kondisi perekonomian global saat ini ditandai dengan pertumbuhan yang cenderung bias ke bawah, disertai masih tingginya risiko di pasar keuangan global.

Ekonomi dunia, katanya, yang semula tahun ini diperkirakan dapat tumbuh 4%, sesuai perkembangan terakhir proyeksi tersebut harus dikoreksi menjadi 3%. Itu artinya, lebih rendah dari realisasi pertumbuhan tahun lalu sebesar 3,4%.

Potensi bias ke bawah ini terutama didorong pelambatan ekonomi global terutama China. Ekonomi Eropa mengalami pelambatan dan tengah berkutat dengan krisis utang yang menjerat Yunani. 

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan tidak sekuat perkiraan sebelumnya. 

Bank sentral AS Federal Reserve yang berencana menaikkan bunga telah memicu arus dana asing keluar atau capital outflows dan memberikan tekanan pasar keuangan. 

Dia mengatakan, pemulihan ekonomi dunia yang lemah juga ditandai dengan terus menurunnya harga komoditas. Pada triwulan II-2015, komoditas ekspor utama Indonesia seperti batu baram kelapa sawit, timah dan kopi mengalami penurunan harga bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2015. Harga minyak dunia saat ini tertekan di bawah US$ 50 per barel.

"Bagi negara yang perekonomiannya bertumpu pada komoditas mentah seperti Indonesia tentunya hal ini menyiratkan pesan bahwa tantangan pemulihan ekonomi ke depan akan semakin berat," jelasnya. (Nancy Lynda Tigauw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×