Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di bulan Oktober 2022.
Sebelumnya, BI sudah menaikkan suku bunga acuan dengan total 75 basis poin (bps) pada Agustus 2022 dan September 2022. Ini membuat suku bunga acuan kini berada di level 4,25%.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada bulan ini. Menurut dia, hal ini seiring dengan tekanan terhadap rupiah dan tekanan inflasi yang akan meningkat.
“Ada tekanan di rupiah dan ada lanjutan tekanan inflasi dari sisi dampak lanjutan (second round impact) kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Selasa (18/10).
Baca Juga: BI Dinilai Perlu Menaikkan Suku Bunga Acuan 50 bps, Ini Alasannya
Setali tiga uang, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz juga memperkirakan BI menaikkan suku bunga acuan 50 bps di pertemuan bulan ini. Urgensi BI menaikkan suku bunga karena untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah dan menjaga inflasi.
Faiz melihat, perbedaan suku bunga BI dengan suku bunga Federal Reserve (The Fed) mendorong arus modal asing hengkang dari pasar keuangan dalam negeri. Ini yang membuat rupiah melemah.
Berdasarkan catatannya, nilai tukar rupiah di pekan ini sudah melemah 1,2% dari posisi minggu lalu.
Dengan demikian, BI perlu meningkatkan laju kenaikan suku bunga untuk menjaga daya tarik aset rupiah, yang kemudian akan menjaga pergerakan nilai tukar rupiah.
Agak berbeda dengan Faisal dan Faiz, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute (DRI) Rima Prama Artha memperkirakan, BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps. Namun, Rima sepakat dengan keduanya terkait alasan kenaikan suku bunga acuan ini.
“Kenaikan suku bunga diperlukan untuk menjangkar pergerakan inflasi akibat dampak peningkatan harga BBM yang masih akan terasa di Oktober 2022,” tandas Rima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News