Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MEDAN. Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas bunga acuan alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75% bulan ini diharapkan dapat menggenjot ekspor.
Bila hal itu tercapai, maka akan ikut andil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tengah meredanya gejolak kondisi pasar keuangan.
Baca Juga: Arus modal asing diprediksi akan meningkat pada semester II 2019
Bank sentral meyakini, pemangkasan bunga acuan tersebut bakal memacu kinerja ekspor dalam negeri. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, pemotongan bunga akan membuat biaya pinjaman lebih murah.
Menurut Dody, biaya untuk borrowing dari perbankan menjadi lebih murah, lending dari perbankan menjadi lebih baik. Asumsi BI di sini adalah permintaan kredit harus dijaga karena kalau lemah menjadi sulit ekspansi lending dari perbankan.
Baca Juga: Rupiah berpeluang kembali menguat pekan depan, ini pendorongnya
"Ekspektasi konsumen masih cukup positif untuk terus melakukan investasi. Paling tidak dari gambaran itu, kegiatan ekspor menjadi lebih baik," kata Dody, Jumat (19/7).
Meski demikian, masih ada tantangan dari sisi permintaan dengan kondisi global seperti saat ini. Namun menurut Dody, strategi dagang juga menjadi kuncinya.
Baca Juga: Asing jual saham bluechips saat suku bunga turun, begini penjelasan analis
"Sehingga penting strategi apa untuk mendorong eskpor dan komoditi apa yang bisa didorong untuk jadi quick win. Kita punya saingan yang paling berat. Kita punya komoditas yang punya kesamaan dengan," tambah Dody. Komoditi yang dimaksud, antara lain perikanan, produk karet, produk kertas, tekstil, dan produk kayu.
Baca Juga: IHSG menguat di akhir pekan ini, simak prediksi analis untuk pekan depan
Yang jelas, ekspor menjadi komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi. Sebab, ekspor menentukan seberapa besar konsumsi rumah tangga dan seberapa besar investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News