Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak bisa dipungkiri bahwa digitalisasi kini memberikan kemudahan masyarakat dalam melakukan kegiatan salah satunya lewat digitalisasi sistem perbankan, yang kini terus berkembang pesat
Direktur Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI), Sally Marintan Hutapea menyampaikan bahwa ekonomi digital di Indonesia telah mencapai US$ 77 miliar dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat di 2025 menjadi US$ 130 miliar. Dikatakannya, peningkatan tersebut seiring dengan berkembangnya digitalisasi perbankan atau digital banking.
“Kami memandang ada beberapa model perkembangan digital banking ada perbankan digital, ada bank-bank konvensional yang memberikan layanan digital, ada bank digital baru sejak 2021 itu berkembang,” ujarnya dalam Media Roundtable Discussion ‘Inklusi Ekosistem Digital untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan’ pada Selasa (28/3).
Sally mengungkapkan, pihaknya memantau intermediasi perbankan dalam kanal digital dari tahun ke tahun terus berkembang namun masih terbatas. Dikatakannya, intermediasi melalui kanal digital masih di bawah 1% sedangkan untuk channeling melalui ekosistem sedikit lebih besar.
Baca Juga: Pertemuan Tingkat Deputi Bank Sentral ASEAN Resmi Digelar Hari Ini (28/3)
“Untuk bank-bank digital sendiri menunjukkan perkembangan yang pesat sejak 2021 untuk intermediasi, karena mereka fokus terhadap kredit digital, kalau ditanya kredit apa yang paling besar yaitu Kredit Tanpa Agunan (KTA),” ungkapnya.
Asal tahu saja, berdasarkan data BI besaran KTA untuk segmen perorangan mencapai Rp 14 triliun dengan pangsa pasar sebesar 59,51%. Sementara itu, di segmen UMKM besaran KTA mencapai Rp 6,15 triliun dengan pangsa 26,14%.
Lebih lanjut Sally menambahkan, berdasarkan survei BI hubungan antara bank dan ekosistem seperti fintech, perusahaan pembiayaan dan e-commerce dapat meningkatkan peluang inklusi keuangan. Karena menurutnya, tidak semua bank bisa mengakses hal yang terkecil.
“Partnership ini memungkinkan untuk penyaluran kredit dari bank kepada mereka yang punya kredit skoring sendiri dan terbukti partnership saling menguntungkan. Bank berbasis layanan digital yang bentuknya partnership melalui financial institution atau melalui ekosistem itu dapat meningkatkan inklusi baik kredit produktif maupun konsumtif,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News