Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON D.C. Presiden Indonesia Joko Widodo menyatakan Indonesia mengajak Amerika Serikat untuk menghentikan perang di Palestina.
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo seusai bertemu dengan Presiden Amerika Serika Joseph R. Biden di Washington DC Amerika Serikat.
Melalui akun instagramnya Presiden Jokowi menceritakan dirinya tiba di Gedung Putih, Washington DC, sekitar pukul empat sore lewat pada Senin (13/11) waktu setempat atau Selasa (14/11) subuh WIB.
Menurut presden Joikowi, Presiden Joe Biden sudah menunggu dan menyambut dirinya dengan hangat di depan West Wing Portico.
Selanjutnya kedua pemimpin negara ini melakukan pertemuan terbatas di ruang kerja Presiden Biden di Oval Office, lalu diikuti pertemuan bilateral bersama delegasi dari masing-masing negara.
Dalam pertemuan tatap dengan Joe Biden tersebut, Jokowi menyampaikan agar kemitraan kedua negara dapat berkontribusi terhadap perdamaian global.
Baca Juga: 7 Poin Kesepakatan Pertemuan Joe Biden dan Joko Widodo di Washington
"Karena itulah, saya mengajak Presiden Biden untuk turut menghentikan konflik dan kekejaman yang terjadi di Gaza. Peristiwa di Gaza, Palestina ini merupakan sangat menyakitkan bagi umat manusia.
Presiden Amerika Serikat Joseph R. Biden menyambut Presiden Indonesia Joko Widodo di Washington, D.C. dalam sebuah pertemuan penting.
Whitehouse menyebut pertemuan ini menandai fase bersejarah kolaborasi antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, menjelang peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia Amerika Serikat.
Kedua pemimpin berkomitmen untuk meningkatkan hubungan AS-Indonesia menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif dalam jangka panjang.
Mengutip siaran pers dari Whithouse pernyataan bersama kedua pemimpin dunia ini yang dirilis Senin (13/11) waktu Amerika serikat atau Selasa (14/11) waktu Indonesia, ada beberapa agenda penting yang di bahas dalam pertemuan tersebut.
- Pertama memperluas kerja sama dalam meningkatkan kepedulian bersama antara kedua negara.
Berdasarkan landasan Kemitraan Strategis AS-Indonesia yang dibentuk delapan tahun lalu, para pemimpin bertujuan untuk memperdalam kerja sama dalam berbagai isu seperti tata pemerintahan yang baik, pluralisme, hak asasi manusia, supremasi hukum, kedaulatan, pembangunan berkelanjutan, dan integritas wilayah.
Baca Juga: Jokowi Ingin Penambahan Saham dan Perpanjangan Izin Freeport Selesai Bulan Ini
Komitmen ini juga mencakup pengembangan sistem perdagangan multilateral yang kuat, non-diskriminatif, dan berbasis aturan dengan fokus pada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (IPEF).
- Kedua, kerjasama dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, pengelolaan sumberdaya mineral kritis, dan transisi ke energi bersih.
Kedua Presiden menekankan pertumbuhan ekonomi inklusif melalui inovasi, pembangunan berkelanjutan, dan transformasi digital.
Mereka berjanji untuk mendukung reformasi ekonomi berbasis pasar dan memulai langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan rantai pasokan, mendorong transparansi dalam sumber-sumber mineral penting, dan memajukan rantai pasokan mineral dengan emisi gas rumah kaca yang rendah.
Sebuah rencana aksi mineral penting yang komprehensif sedang disusun untuk meletakkan dasar bagi negosiasi perjanjian mineral penting di masa depan.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo akan Bertemu Joe Biden di Gedung Putih Apa yang Dibahas?
Para pemimpin juga menegaskan komitmen mereka untuk membangun rantai pasokan semikonduktor yang aman, dengan Amerika Serikat mendukung ekosistem semikonduktor dalam negeri Indonesia.
Selain itu, mereka merayakan kepemimpinan global Indonesia dalam bidang mineral penting dan berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja rantai pasokan energi ramah lingkungan berstandar tinggi.
- Ketiga, kedua pemimpin negara bersepakat memajukan inisiatif pembangunan berkelanjutan dan kerjasama bidang kesehatan.
Pemimpin kedua negara berjanji untuk mengatasi pengentasan kemiskinan, kesenjangan gender, dan penguatan sistem kesehatan.
Perjanjian kemitraan konservasi hutan dan satwa liar baru antara Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia ditandatangani untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan melindungi spesies yang rentan.
Baca Juga: Tiba di Washington DC, Presiden Jokowi akan Sampaikan Pesan dari KTT OKI ke Joe Biden
Para pemimpin juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kesehatan global, dengan fokus khusus pada penyakit menular, kesiapsiagaan pandemi, dan respons.
Deklarasi Indonesia tentang pemberantasan kanker serviks juga disambut baik oleh AS karena menunjukkan upaya bersama untuk menghilangkan kejadian kanker serviks.
- Keempat, kerjasama untuk mewujudkan transisi energi bersih dan komitmen pendanaan perubahan iklim.
Kedua pemimpin negara besar ini menyadari betapa mendesaknya krisis iklim, para pemimpin berjanji melakukan upaya kolaboratif untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius. \
Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) senilai US$20 miliar menjadi sorotan, menekankan percepatan penerapan energi terbarukan dan pengurangan emisi di Indonesia.
Kedua negara bermaksud untuk menjalin kerja sama yang ambisius di bidang energi angin, tenaga surya, nuklir sipil, dan panas bumi, serta berfokus pada Inisiatif Dunia Nol Bersih (Net Zero World Initiative) dan rantai pasokan baterai rendah karbon.
Baca Juga: AS dan Indonesia akan Bahas Potensi Kesepakatan Mineral EV
Sebuah nota kesepahaman mengenai energi berkelanjutan dan pengembangan mineral diumumkan untuk mendorong kerja sama teknis mengenai sumber daya energi terbarukan, ketahanan jaringan listrik, dan praktik pertambangan yang bertanggung jawab.
- Kelima, meningkatkan kerjasama Ikatan Antar Masyarakat dan Stabilitas Regional.
Para pemimpin menggarisbawahi rencana untuk memperkuat hubungan antar masyarakat, pertukaran budaya, dan kerja sama pendidikan. Inisiatifnya termasuk meningkatkan relawan Peace Corps, terlibat dalam dialog antaragama, dan mendorong pertukaran melalui berbagai program.
Dalam menangani stabilitas regional, para pemimpin menyatakan komitmennya untuk menegakkan kebebasan navigasi di Laut China Selatan, mendukung upaya ASEAN, dan mengupayakan perdamaian yang adil dan abadi di wilayah yang terkena dampak konflik, termasuk Ukraina dan Semenanjung Korea.
Baca Juga: Indonesian President Joko Widodo to Meet Joe Biden at White House on Monday
- Keenam, meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan.
Dipandu oleh prinsip-prinsip demokrasi bersama, kedua negara mengumumkan niat mereka untuk meningkatkan kemitraan pertahanan melalui Pengaturan Kerja Sama Pertahanan yang baru.
Kedua pemimpin juga berkomitmen untuk menegakkan hukum internasional, memperkuat kapasitas penjaga perdamaian, dan melawan terorisme dengan cara yang konsisten dengan hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional.
- Ketujuh, menyepakati kemitraan jangka panjang Indonesia - Amerika Serikat
Melihat ke masa depan, para pemimpin menekankan pentingnya pertukaran reguler dan peningkatan mekanisme dialog untuk memperdalam hubungan mereka di semua tingkatan.
Komitmen ini menjamin pertumbuhan berkelanjutan dalam peningkatan hubungan antara Amerika Serikat dan Indonesia, sesuai dengan konvensi internasional dan perjanjian bilateral.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News