Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belanja bantuan sosial (bansos) mendorong pertumbuhan realisasi belanja kementerian dan lembaga (K/L) sepanjang paruh pertama tahun ini.
Secara keseluruhan, belanja K/L mencapai Rp 342,34 triliun atau tumbuh 15,7% secara tahunan (yoy). Belanja bansos mengalami pertumbuhan paling tinggi yaitu 56,4% yoy mencapai Rp 70,49 triliun atau 72,6% dari pagu APBN 2019.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pertumbuhan belanja bansos yang tinggi disebabkan oleh penyaluran bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (JKN), kenaikan manfaat program keluarga harapan (PKH), hingga penambahan pagu anggaran operasi tanggap darurat BNPB.
Penarikan di muka iuran PBI JKN hingga bulan November (11 bulan), misalnya, telah dibayarkan Januari hingga Juni tahun 2019. Pencairan iuran tersebut telah mencapai 90,9% dari alokasinya.
Begitu juga dengan pencairan Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah mencapai 82,% dari alokasinya. “Bantuan pangan tersalurkan 43% dari pagu. Program Indonesia Pintar juga telah terealisasi 58% dan operasi tanggap darurat BNPB yang ada pagu anggaran tambahan sebesar Rp 1,6 triliun,” terang Sri Mulyani beberapa waktu lalu.
Adapun, Menkeu menilai, belanja yang digelontorkan pemerintah terutama untuk bansos menunjukkan kualitas yang positif. Tingkat pengangguran terbuka (TPT), misalnya, berhasil turun ke level terendah yaitu 5,01% dari tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia.
Begitu juga dengan angka kemiskinan, rasio gini, dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang mengalami perbaikan saat ini, menurutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News