kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Begini Prospek Cadangan Devisa di Akhir Tahun 2022


Minggu, 09 Oktober 2022 / 18:37 WIB
Begini Prospek Cadangan Devisa di Akhir Tahun 2022
ILUSTRASI. Ekonom Bank Mandiri memperkirakan, posisi cadangan devisa pada akhir tahun 2022 akan lebih rendah dari posisi akhir tahun 2021. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri memperkirakan, posisi cadangan devisa pada akhir tahun 2022 akan lebih rendah dari posisi pada akhir tahun 2021. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, posisi cadangan devisa pada akhir tahun ini di kisaran US$ 130 miliar hingga US$ 140 miliar, atau lebih rendah dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar US$ 144,9 miliar. 

“Kami memperkirakan cadangan devisa akan berada di kisaran US$ 130 miliar hingga US$ 140 miliar, dengan tendensi bias ke bawah,” tegas Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (7/10). 

Baca Juga: BI: Seluruh Komponen Pembentuk Cadangan Devisa Turun pada September 2022

Menurut Faisal, memang pada kuartal IV-2022 ada potensi masuknya aliran modal ke Indonesia dari investasi asing langsung dan investasi di pasar saham, seiring dengan prospek pemulihan ekonomi dalam negeri yang solid. 

Selain itu, neraca perdagangan barang juga berpotensi mencetak surplus selama beberapa waktu ke depan. Namun, ada risiko penurunan kinerja ekspor pada kuartal IV-2022 seiring dengan kekhawatiran resesi global dan penurunan harga komoditas global. 

Selain itu, impor juga diperkirakan akan mengejar kinerja ekspor. Tak melulu buruk, ini justru menunjukkan adanya tren perbaikan ekonomi domestik karena permintaan masyarakat yang menguat. 

Selain itu, masih saja ada risiko hengkangnya asing dari pasar obligasi negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan oleh normalisasi kebijakan moneter dunia. 

Baca Juga: Cadev September Turun Jadi US$ 130,8 Miliar, Ini Penyebabnya

Meski memang ada berbagai risiko tersebut Faisal mengapresiasi langkah Kementerian Keuangan dan BI untuk kembali menerapkan sanksi kepada eksportir yang tidak membawa balik devisa hasil ekspor (DHE). Langkah ini dipandang mampu memperkuat stabilitas. 

Lebih lanjut, dengan kondisi ini, Faisal memperkirakan nilai tukar rupiah pada akhir tahun 2022 akan berada di kisaran Rp 14.765 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×