Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Direktur jenderal (Dirjen) Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu) Heru Pambudi mengeluhkan sulitnya mencapai target penerimaan cukai tahun ini.
Padahal dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2015 target penerimaan bea dan cukai Rp 195 triliun.
Heru bilang, hingga tanggal 27 Agustus lalu, penerimaan bea dan cukai baru mencapai Rp 99,98 triliun, atau sekitar 51,86% dari target. Minimnya penerimaan cukai dipicu rendahnya realisasi penerimaan bea keluar yang baru Rp 2,7 triliun dari target Rp 9 triliun.
pemerintah memang sulit menggenjot penerimaan bea keluar karena rendahnya ekspor yang disebabkan pemerintah melarang ekspor komoditas mineral mentah.
Oleh karenanya, Heru mengaku menunggu kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuka kembali ekspor mineral mentah.
Heru mengaku, pihaknya belum membahas kemungkinan tersebut. Tetapi "Kalau pemerintah membuka keran ekspor, kita siap meningkatkan penerimaan kita," ujar Heru, Senin (31/8) di Istana Negara, Jakarta.
Heru pesimistis jika tidak ada kebijakan yang bisa mendorong ekspor, penerimaan bea keluar bisa kembali normal seperti tahun-tahun sebelumnya.
Meski demikian, pihaknya memang terus berusaha untuk meningkatkan penerimaan bea dan cukai secara umum.
Beberapa langkah sudah disiapkan, diantaranya menyesuaikan tarif cukai seperti rokok atau minuman beralkohol. Selain itu, pemerintah akan meningkatkan pengawasan untuk menghindari praktik cukai ilegal.
Sementara itu, DIrektur INDEF Enny Srihartati bilang, keinginan mencapai target penerimaan jangan sampai berdampak buruk terhadap perekonomian secara keseluruhan. Jika, ekspor mineral mentah kembali dibuka akan berdampak negatif.
Sebab, upaya hilirisasi industri yang tengah dibangun akan sia-sia. Padahal upaya hilirisasi merupakan target pemerintah Jokowi. Agar tidak ada lagi produk mineral mentah yang diekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News