CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Bapenas: Kenaikan harga minyak hanya sementara


Rabu, 08 Desember 2010 / 10:17 WIB
ILUSTRASI. Zebra Nusantara Tbk


Reporter: Irma Yani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menilai, kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini yang disinyalir akan turut mendongkrak kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) masih dalam kendali.

Untuk itu, Wakil Kepala Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, Pemerintah belum terdesak menaikan asumsi harga minyak yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2011. "Ini belum diperlukan sekarang. Itu bisa aja kondisi sesaat," katanya saat ditemui di Gedung Bappenas, Senin (6/12).

Maklum saja, Riset JPMorgan Chase & Co meramalkan, rata-rata harga minyak dunia tahun depan merangkak ke level US$ 93 per barel. Jika demikian, ini lampu kuning bagi APBN. Pasalnya, dalam APBN 2011 pemerintah mematok asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada US$ 80 per barel.

Meski demikian, Pemerintah dengan tegas mengatakan belum berniat melakukan perubahan dalam APBN 2011. "Saya kira sekarang kondisinya masih dalam kondisi terkendali. Kan kalau terjadi perubahan yang sangat besar kita akan melakukan pembahasan lagi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), tapi sepanjang perubahan itu masih berada pada batas–batas di kriteria APBN kita akan tetap jalankan," terangnya.

Sementara itu, Vice President Research PT Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere menuturkan, kenaikan harga minyak mentah dunia ini masih akan terus menanjak. Ia menuturkan, kenaikan harga minyak ini didorong oleh dua faktor. Pertama, didorong oleh kenaikan bursa saham yang dialami di Amerika Serikat (AS) dan bursa regional. Kedua, faktor pergerakan dollar. "Jadi setiap saat dollar melemah, maka harga minyak cenderung naik," tandasnya.

Namun, lanjutnya, secara fundamental harusnya harga minyak sebenarnya tidak ada alasan untuk naik. Pasalnya, "Cukup banyak suplai di pasar. Cuma karena orang banyak kaitkan harga minyak dengan bursa saham dan dollar, maka harga cenderung naik seiring dengan kenaikan bursa saham," terangnya.

Hingga akhir tahun ini, Nico memperkirakan jika harga minyak mentah dunia terus naik, maka akan berada di level US$ 90 per barel hingga US$ 92 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×