Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut kenaikan harga cabai di awal tahun merupakan tren berulang.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan tren harga cabai di awal 2025 persis seperti yang terjadi di awal 2024.
"Memang di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita. Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas," katanya pada Kontan.co.id, Jum'at (10/1)
Untuk saat ini, Bapanas akan memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga yang kemudian akan didorong suplai cabai dari daerah yang surplus.
Bapanas meyakini melalui Program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadhan pada Maret mendatang.
Baca Juga: Industri Terancam Krisis Akibat Pemangkasan Kuota Impor Garam
Untuk diketahui, sepanjang 2024 pemerintah bersama segenap stakeholder pangan telah melaksanakan FDP yang realisasinya total mencapai 750 ribu kilogram (kg). Dari itu, FDP cabai total terlaksana sebanyak 250 ribu kg. Ini terdiri dari cabai merah besar 206,4 kg; cabai merah keriting 38,7 ribu kg; dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg.
Direktur SPHP NFA Maino Dwi Hartono menyebut selain program FDP, Bapanas juga akan melanjutnya program pangan murah yang menjual cabai sesuai ketetapan harga pemerintah.
"Jadi mudah-mudahan ini bisa juga untuk membantu.meringankan di sisi hilir konsumen, agar pergerakan harga bisa kita kendalikan lebih baik tentunya," jelas Maino.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman merespon kenaikan harga cabai di pasaran yang meroket sampai Rp 110.000 per kg.
Amran menegaskan kenaikan harga cabai ini memberikan nafas segar bagi petani. Pasalnya, dia katakan, harga cabai beberapa pekan lalu sempat anjlok, bahkan beberapa petani di beberapa sentra produksi sempat merugi.
"Tiga minggu lalu kan hancur harganya. Beri napas lah ke petani, kasihan," kata Amran saat ditemui di kantornya, Kamis (9/1).
Amran membantah tingginya harga cabai ini karena masalah produksi. Menurutnya saat ini pasokan cabai secara nasional mencukupi.
Hanya, dia mengatakan kemungkinan besar kenaikan ini disebabkan karena masalah distribusi yang tidak merata sehingga mengerek harga dibeberapa wilayah konsumen.
"Mungkin karena pengaruh curah hujan tinggi. Tapi produksinya cukup ya, ini karena distribusinya," ujarnya.
Baca Juga: Implikasi Bulog Tak Impor Beras di 2025
Selanjutnya: Harga Komoditas Logam Naik Tipis, Ketidakpastian Tarif Trump Membayangi
Menarik Dibaca: 18 Tips Efektif Mengurangi Lemak Perut yang Dapat Anda Terapkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News