kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak negatifnya, BI minta bansos tunai diganti


Kamis, 26 Mei 2016 / 13:47 WIB
Banyak negatifnya, BI minta bansos tunai diganti


Reporter: Agus Triyono | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Bank Indonesia (BI) menegaskan, kebijakan pemerintah menyalurkan bantuan sosial ke masyarakat kurang mampu secara tunai memiliki banyak kelemahan. Kelemahan pertama, dialami oleh penerima.

Agus Martowardojo, Gubernur BI, mengatakan, berdasarkan identifikasi BI, penyaluran bantuan sosial secara tunai memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Waktu dan biaya tersebut disebabkan olah jarak dan lokasi penerima bantuanĀ  yang kebanyakan berada di wilayah terpencil.

"Untuk biaya tahun 2015 saja Rp 9.000 per bantuan, 2016 Rp 11.000, itu belum kalau penerima lanjut usia, petugas harus datang, harus ada uang jasa dan lain sebagainya," kata Agus di Jakarta Kamis (26/5).

Selain itu, pemberian bantuan sosial secara tunai juga rawan bagi penerima. Itu bisa memicu sikap konsumtif.

Pemberian bantuan secara tunai kata Agus juga membuat stigma Indonesia adalah negara miskin semakin kuat. "Kalau tunai di depan kantor penyalur bantuan ribuan penerima bantuan antri dari pagi, diliput media, media asing seolah kita negara miskin padahal bantuan untuk tingkatkan harkat hidup," katanya.

Khusus untuk pelajar, pemberian bantuan secara tunai juga bisa memboroskan waktu mereka. Bagi negara, pemberian bantuan tunai juga memberikan masalah terhadap adanya potensi kebocoran anggaran.

Selain itu, pemberian dengan model tersebut juga butuh waktu lama, khususnya menyangkut proses lelang penyaluran bantuan. Atas masalah itulah Agus mengatakan, mekanisme penyaluran bantuan sosial tersebut perlu diubah menjadi non tunai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×