Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata mengatakan, sejumlah program bantuan sosial (bansos) yang dikeluarkan pemerintah pada bulan ini bukan untuk menekan inflasi atas harga-harga pangan dan energi yang sedang naik.
Akan tetapi, menurutnya, sejumlah bansos yang dikeluarkan untuk memantau sejauh mana pergerakan inflasi tersebut, juga untuk menjaga daya beli masyarakat utamanya masyarakat miskin.
“Sehingga (dengan bansos selama 3 bulan tersebut) kita bisa merespon secara proper untuk. menekan daya beli. Kalau untuk menekan inflasi kita butuh program lain untuk mengendalikan inflasinya itu sendiri,” tutur Isa dalam Media Briefing: BLT Minyak Goreng, Jumat (8/4).
Baca Juga: Bantuan Tunai untuk PKL dan Warung Telah Disalurkan Terhadap 347.000 Penerima
Selain itu, dengan sejumlah bansos yang dikeluarkan saat ini, lanjut Isa, pemerintah juga bisa mengukur apakah bantuan tersebut secara tepat. Sehingga pemerintah bisa memperkirakan apakah bantuannya harus dilanjutkan atau tidak ke depannya.
“Kita lihat apakah kemudian dengan bansos selama 3 bulan itu sudah cukup untuk merespon harga-harga yang terjadi, nantinya kita evaluasi lagi,” jelasnya.
Selain itu, faktor lain seperti kondisi saat ini yang masih dalam ketidakpastian juga menjadi ukuran pemerintah untuk respons, dan ukuran keputusan pemerintah untuk memperpanjang bansos.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Pembagian BLT Minyak Goreng Rampung Sepekan Sebelum Lebaran 2022
Adapun, Isa juga memastikan anggaran tambahan bansos ini dikeluarkan dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), karena rumpun bansosnya berasal dari bansos pangan dan Program Bantuan Tunai untuk Pedagang Kaki Lima dan Warung (BTPKLW), sehingga anggaranya sudah dukup untuk mengcover bansos tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News