Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) melalui International Finance Corporation (IFC) memberikan utang sebesar Rp 450 miliar (sekitar US$ 33 juta) kepada B. Braun Melsungen AG untuk mendukung kegiatan di bidang kesehatan di Indonesia. Perusahaan farmasi asal Jerman itu akan membangun pabrik injeksi volume besar (LVP).
LVP adalah larutan dalam wadah steril untuk terapi infus perawatan di rumah sakit. Selama ini, sebagian besar LVP yang dipakai di Indonesia masih diimpor. "Indonesia memiliki kebutuhan besar terhadap produk dan layanan kesehatan berkualitas tinggi," kata Direktur Utama B. Braun Indonesia, Stephan Soyka, dalam rilis yang diterima KONTAN, Selasa (12/7).
Direktur IFC untuk Manufakturing, Agribisnis dan Jasa, Sérgio Pimenta berharap, investasi ini bisa menjadi alih teknologi produksi farmasi yang berkualitas tinggi. "Investasi pada produk medis berkualitas tinggi adalah salah satu contoh sektor swasta mendukung jaminan kesehatan umum, seperti di Indonesia," katanya.
Menurutnya, saat ini pengeluaran kesehatan per kapita Indonesia hanya 3% dari Produk Domestik Bruto. Nilai itu lebih rendah dari negara berpendapatan menengah lainnya, dan kurang dari setengah jika dibandingkan dengan level 7% di negara-negara maju. Dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan target kepesertaan 100% pada tahun 2019, dipastikan permintaan pelayanan perawatan rumah sakit akan meningkat tajam.
IFC adalah investor multilateral dalam bidang pelayanan kesehatan swasta dan mengelola portofolio investasi aktif sekitar US$ 1,3 miliar di industri kesehatan.
Sementara B. Braun adalah perusahan peralatan medis dan farmasi. Dengan lebih dari 56.000 karyawan di 64 negara. Pada 2015, Grup B. Braun mencatat penjualan sekitar € 6,13 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
