Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Dunia menilai perekonomian Indonesia tahun 2016 ini, masih memiliki potensi untuk tetap tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2015 lalu. Dalam proyeksi terbarunya, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,1%.
Proyeksi ini tidak berubah dengan perkiraan Bank Dunia sebelumnya. Namun, hal ini dilakukan ketika sejumlah pihak, termasuk pemerintah telah merevisi target pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari proyeksi Bank Dunia, yaitu 5% saja.
Ekonom Senior Bank Dunia Hans Anand Beck mengatakan, belanja pemerintah masih menjadi faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Disamping juga investasi swasta diperkirakan masih akan tumbuh meskipun tipis.
Namun demikian, investasi rumah tangga masih akan terpengaruh rendahnya harga komoditas dan rendahnya inflasi. Selain itu, masih rendahnya pertumbuhan ekonomi global akan menekan pertumbuhan ekonomi di sisi perdagangan internasional.
Terutama, pelambatan ekonomi di negara yang menjadi mitra dagang utama Indonesia, seperti China. "Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi China akan melambat tahun ini menjadi 6,5% dari tahun lalu sebesar 6,7%," ujar Hans, Rabu (5/10) di Jakarta.
Secara umum, menurut laporan Bank Duni pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang ada di kawasan Asia timur dan Asia Pasifik masih berada dalam tren yang flat. Tren ini setidaknya akan bertahan dalam waktu antara dua hingga tiga tahun ke depan, termasuk Indonesia.
Dengan skenario itu, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 akan berada di level 5,3% dan pada tahun 2018 sebesar 5,5%. Alasannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru bisa meningkat, jika dampak dari pembangunan infrastruktur sejak tahun 2015 lalu sudah mulai bisa dirasakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News