kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Dunia: Ekonomi Indonesia tidak tumbuh bila ekonomi dibuka sepenuhnya Agustus


Kamis, 16 Juli 2020 / 12:50 WIB
Bank Dunia: Ekonomi Indonesia tidak tumbuh bila ekonomi dibuka sepenuhnya Agustus
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1). Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor melonjak hingga dua digit pada 2020 mendatang. Nilai ekspor pada triwulan III 2019 hanya sebesar 0,02%. Pertumbuhan tersebut


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan ekonomi Indonesia bertumbuh 0% pada tahun ini. Country Director World Bank Indonesia Satu Kahkonen menjelaskan, proyeksi tersebut didasarkan pada tiga hal.

Pertama, apabila pertumbuhan ekonomi global turun sampai dengan minus 5,2% di tahun ini. Kedua, apabila perekonomian Indonesia bisa dibuka kembali sepenuhnya pada bulan Agustus mendatang. Ketiga, apabila tidak ada gelombang infeksi lanjutan atau second wave dari pandemi ini.

Baca Juga: Bank Dunia proyeksikan ekonomi Indonesia tidak tumbuh tahun ini

"Namun, jika salah satu asumsi tersebut ada yang berubah, maka proyeksi pertumbuhan juga akan berubah," ujar Satu Kahkonen di dalam peluncuran Indonesia Economic Prospect, Kamis (16/7).

Meski demikian, kata Satu, Bank Dunia tidak bisa dijadikan acuan dalam membuat pertimbangan atau keputusan kapan ekonomi bisa dibuka sepenuhnya. Ia menjelaskan, bahwa keputusan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada pembuat kebijakan dan pihak berwenang.

Selain itu, keputusan untuk membuka ekonomi juga mesti didasarkan pada data infeksi pandemi, serta tidak didasarkan pada pertimbangan politik.

Baca Juga: Ekonomi China naik perlahan, tapi konsumsi dan investasi masih lesu

Intinya, pada dasarnya proyeksi pertumbuhan 0% pada tahun ini didasarkan pada beberapa hal. Misalnya seperti pembatasan mobilitas yang berlanjut lebih lama, resesi perekonomian global jatuh sangat dalam sampai dengan 5,2%, dan dengan adanya antisipasi gelombang kedua dari pandemi.

"Keputusan pembukaan ekonomi harus berdasarkan data infeksi dan tidak didasarkan pada pertimbangan politik. Jadi kami tidak membuat keputusan apakah ekonomi harus dibuka sepenuhnya pada Agustus atau tidak," kata Satu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×