Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – KARAWANG. Pemerintah mencatat seluas 27.000 hektare lahan padi terdampak banjir di wilayah Sumatra dan Aceh. Selain itu, 385 hektare lahan padi dan 200 hektare lahan jagung terkena puso.
Melihat kondisi tersebut, Direktur Perekonomian dan Kemaritiman Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan Tri Budhianto menyampaikan, anggaran bencana untuk lahan pertanian yang terdampak sudah tersedia, meskipun lokasi penggunanya berbeda-beda.
Karena itu, ketika disebutkan bahwa pemerintah akan menangani pemulihan tersebut, pada dasarnya Kementerian Pertanian tinggal memfokuskan anggaran tahun depan untuk memulihkan lahan di wilayah terdampak bencana terlebih dahulu.
“Untuk anggaran bencana sebagaimana disampaikan pak Menteri Pertanian, terkait pemulihan lahan pertanian sebetulnya gini anggaran untuk cetak sawah untuk optimalisasi lahan itu setiap tahun ada,” tutur Tri dalam Kunjungan Kerja Media, Selasa (9/12/2025).
Baca Juga: Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8%, AHY Fokuskan Pembangunan Infrastruktur Tepat Sasaran
Sebagai contoh, anggaran cetak lahan pada 2025 ini dianggarkan Rp 10,9 triliun, untuk cetak sawah dan intensifikasi lahan sebanyak 160,5 ribu hektare.
Ia menambahkan bahwa anggaran cetak sawah untuk pemulihan atau optimalisasi lahan dapat dikerahkan seluruhnya dengan memprioritaskan pada area bencana. Anggaran itu sudah tersedia dan dapat dilaksanakan, meskipun perlu diperhatikan bahwa tidak semua lahan bisa dijadikan sawah atau lokasi penanaman sehingga tetap membutuhkan perlakuan khusus.
Ia juga menyebut bahwa jika Menteri Pertanian telah menyampaikan arahan tersebut, maka pemanfaatan anggaran sudah tergambar dengan jelas. Apalagi pada alokasi anggaran memang terdapat pos untuk cetak sawah, sehingga yang diperlukan hanyalah mengalihkan sementara lokasi penggunaannya ke wilayah bencana untuk pemulihan.
Namun, ia mengingatkan bahwa proses ini tidak bisa dilakukan secara langsung karena lahan yang terdampak bencana memerlukan tahap pembersihan dan penataan terlebih dahulu.
“Tapi prinsipnya adalah dimungkinkan. Karena anggarannya memang tahun depan ada, tinggal kita mengalihkan fokusnya dulu semuanya,difokuskan di wilayah yang bencana,” ungkapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementan, Suwandi menyampaikan, Kementan memastikan akan membantu penyaluran benih gratis di daerah terdampak puso. Selain itu, Kementan juga akan membantu klaim asuransi sebesar Rp 6 juta per hektare bagi lahan petani yang diasuransikan.
Baca Juga: Menkeu Purbaya Ancam Copot Dirut Himbara Jika Main-Main dengan Aturan DHE Terbaru
Lebih lanjut, Suwandi meminta kepada Kepala Daerah untuk memetakan wilayah-wilayah yang rentan bencana dan memantau harian data BMKG.
Selain itu, Pemerintah Daerah diminta membentuk brigade banjir OPT/DPI untuk antisipasi, mitigasi dan adaptasi bencana.
"Yang paling penting juga poin penyediaan benih tahan genangan, tahan angin dan serangan hama penyakit untuk mengantisipasi dampak bencana," ujar Suwandi.
Selanjutnya: Makan Buah Naga untuk Diet Turun Berat Badan Bagus atau Tidak? Ini Jawabannya
Menarik Dibaca: Makan Buah Naga untuk Diet Turun Berat Badan Bagus atau Tidak? Ini Jawabannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













