kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banjir berpotensi dorong inflasi Februari


Kamis, 23 Februari 2017 / 07:28 WIB
Banjir berpotensi dorong inflasi Februari


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah daerah tergenang banjir. Bank Indonesia (BI) pun mewaspadai hal ini, sebab dikhawatirkan banjir tersebut akan berdampak pada kenaikan tekanan inflasi nasional.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, tingginya curah hujan belakangan ini menyebabkan dua hal. Pertama, terganggunya masa panen sejumlah komoditas pangan. Kedua, menyebabkan bencana banjir sehingga mengganggu jalur distribusi pangan di sejumlah wilayah.

BI mewaspadai dan menjaga risiko kondisi alam yang membuat harga-harga pangan bergejolak (volatile food). "Kami dapat informasi di Jawa Tengah bagian utara banjir dan bagaimana langkah-langkah Jawa Tengah merespon supaya tidak menekan inflasi," kata Agus di Gedung DPR, Rabu (22/2).

Agus bilang, berdasarkan perkembangan hasil survei harga mingguan terkini yang dilakukan pihaknya, inflasi bulan ini masih berada di kisaran 0,35%. Angka itu lebih baik dibanding bulan Januari 2017 yang tercatat cukup tinggi sebesar 0,97%.

Jika proyeksi BI ini benar, inflasi Februari 2017 akan melanjutkan tren inflasi rendah pada tujuh tahun terakhir, kecuali Februari 2013. Bahkan Februari 2015 dan 2016, indeks harga konsumen (IKH) tercatat deflasi masing-masing 0,36% dan 0,09%.

Menurut AGus, upaya menjaga harga pangan yang bergejolak merupakan komitmen bank sentral bersama-sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sebab, tahun ini, ada tantangan inflasi yang bersumber dari harga yang diatur pemerintah (administered prices), terutama kenaikan tarif listrik 900 volt ampere (VA) bertahap.

Lebih lanjut, menurut Agus, Presiden dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan juga telah berpesan agar pengendalian inflasi tahun ini berjalan baik. "Kami mengharapkan inflasi masih tetap 4% plus minus 1%. Kami juga mendengar motivasi Presiden bahwa kalau bisa harus dijaga seperti tahun 2016. Ini clear dan kami harus koordinasi," tambahnya.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman juga memperkirakan inflasi bulan ini akan lebih rendah dibanding Januari 2017. Dia menghitung, inflasi bulan ini akan ada di kisaran 0,1%-0,4%. Inflasi disumbangkan masih tingginya beberapa komoditas pangan. Namun, harga pangan akan turun saat panen raya Maret dan April. Bahkan ada peluang terjadi deflasi di bulan ini jika suplai pangan terjaga dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×