Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) masih tertutup untuk pesawat asing. Meski pun sudah ada permintaan, tetapi Kementerian Perhubungan (Kemhub) belum memberikan izin.
Salah satu yang mengajukan izin adalah pesawat yang membawa bantuan dari Prancis. "Asing izin men-deploy untuk bantuan tapi belum diizinkan oleh kami, karena sangat sensitif," ujar Direktur Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kemhub Polana Pramesthi usai konferensi pers, Senin (1/10).
Polana bilang saat ini bantuan masih dapat diatasi oleh negara. Saat ini sudah ada 4 maskapai yang akan terbang di bandara tersebut.
Maskapai yang mulai melakukan penerbangan di Palu adalah Garuda, Wings, Nam, dan My Indo. Selain itu juga ada pesawat hercules yang juga mengangkut bantuan. "Saat ini penerbangan hercules sudah 6 kali bolak-balik," terang Polana.
Angka tersebut masih di bawah dari angka penerbangan dalam kondisi normal. Saat ini penerbangan diutamakan untuk pengiriman bantuan.
Pemerintah akan selektif terhadap bantuan bencana gempa-tsunami Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah yang berasal dari asing.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pemerintah akan fokus kepada negara-negara yang telah menawarkan bantuan kepada Indonesia.
Sekadar tahu saja, hingga saat ini sudah 10 negara yang menawarkan bantuan, negara itu adalah Australia, Amerika Serikat, Maroko, Korea Selatan, Uni Eropa, China, Singapura, Turki, Filipina dan Swiss.
Nilai bantuan yang baru diketahui yakni dari Korsel US$ 1 juta, Uni Eropa Rp 25 miliar, dan China US$ 200.000 (Dari Palang Merah China ke PMI). Sutopo bilang, pihak yang berwenang untuk menyetujui bantuan dari asing adalah Presiden Joko Widodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News