CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Bakal ada kartu langganan berbayar masuk Monas


Kamis, 23 Oktober 2014 / 09:31 WIB
Bakal ada kartu langganan berbayar masuk Monas
ILUSTRASI. Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan investigasi jalur masuknya virus flu babi Afrika di Pulau Bulan, Batam.


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ketidakdisiplinan pengunjung Monumen Nasional seperti membuang sampah sembarangan dan merusak fasilitas membuat pengelola geram. Karena itu, pihak pengelola menginginkan sistem berbayar untuk memasuki kawasan tersebut. 

"Kalau selama ini bayarnya saat masuk monumen saja, sekarang kami maunya sistem berbayar juga diterapkan saat masuk kawasan Monas," ujar Kepala Unit Pengelola Monas Rini Hariyani kepada Kompas.com, Kamis (23/10). 

Sistem berbayar yang dimaksud Rini adalah dengan menggunakan kartu berlangganan seperti halnya transportasi umum transjakarta atau kereta rel listrik. "Jadi sistemnya tap begitu, pakai kartu yang bisa diisi ulang saldonya," kata dia. 

Ia meyakini, sistem berbayar akan mampu mengurangi pengunjung yang tidak disiplin. Pengunjung yang mau membayar saat masuk Monas adalah pengunjung yang benar-benar mau menikmati Monas, bukan yang hanya sekadar masuk dan merusak fasilitas. 

Sistem berbayar juga dapat mengurangi jumlah pedagang kaki lima dan pengemis yang masuk ke Monas. Ini karena sistem berbayar membuat jalur masuk Monas akan semakin terbatas sehingga mereka tidak dapat dengan bebas memasukkan dagangan mereka. 

Namun, sejauh ini, lanjut Rini, belum ada pembicaraan lebih lanjut soal pemberlakuan sistem berbayar ini. Kendati demikian, ia mengatakan, pihaknya akan berusaha supaya sistem ini dapat terwujud. 

"Kami akan coba bernegosiasi dengan pihak penyedia mesin kartu, tapi kami akui juga sebelum sistem ini berjalan perlu ada persiapan yang matang," kata dia. 

Pantauan Kompas.com, Rabu petang, puluhan PKL termasuk penyewaan sepeda liar, ondel-ondel, hingga tukang foto bebas berkeliaran di kawasan Monas. Di beberapa sisi Monas juga terlihat sampah-sampah yang masih belum dibersihkan. (Unoviana Kartika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×