kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Badan Pangan Nasional Sebut Harga Beras Berangsur Turun


Selasa, 26 September 2023 / 07:00 WIB
Badan Pangan Nasional Sebut Harga Beras Berangsur Turun


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) memastikan ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di semua market, baik pasar tradisional, pasar modern hingga Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

I Gusti Ketut Astawa, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional menuturkan, langkah tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membanjiri PIBC dengan stok beras Bulog.

Pasca operasi pasar beras di PIBC harga beras medium mulai turun secara gradual. Di mana per 22 September 2023 harga beras medium di sana ialah Rp 11.861 per kg.

Baca Juga: Upaya Stabilisasi Harga Beras, Mendag Zulkifli: Pemerintah Jalankan Operasi Pasar

"PIBC stoknya sudah di atas 25.000 ton dan akan meningkat terus. Kalau kita lihat harga beras di awal itu PIBC paling tinggi Rp12.600 per kg dengan adanya kucuran maka di PIBC sudah turun jadi Rp 11.861. Mereka sebut harga akan turun bertahap. Sehingga ini akan masuk ke pasar turunnya," jelas Gusti dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (25/9).

Harga tidak bisa turun secara instan lantaran sebelumnya pedagang di pasar turunan memperoleh harga beras yang tinggi. Maka Gusti menyebut pedagang tak mungkin mengeluarkan beras lama yang dibeli harga tinggi dengan harga murah.

Dengan turunnya harga beras di PIBC diharapkan bisa mendorong harga beras di pasar turunannya menjadi lebih rendah.

Adapun posisi harga beras saat ini memang tinggi. Gusti menjelaskan kenaikan disebabkan karena tingginya harga gabah di mana rata-rata gabah kering panen (GKP) sudah mencapai Rp 6.580 per kg. Bahkan di Kalimantan Tengah harga GKP mencapai Rp 7.100 per kg.

Baca Juga: Jelang Pemilu, Harga Pangan Terancam Naik

"Kemarin kami ke Sukoharjo pun rata-rata gabah kering panen sekitar Rp 7.200-an dan GKG (Gabah Kering Giling) sudah mencapai Rp 8.200. Sehingga pada saat menjadi beras di penggilingan padi tersebut mereka melepas Rp 12.500, sehingga perhitungan kami misalkan sampai di PIBC maka relatif harganya akan mencapai Rp 13.500. Pada pasar turunan paling tidak akan mencapai Rp 14.000," jelasnya.

Adapun beras medium rata-rata nasional  Rp 13.112/kg di tingkat konsumen. Dimana  HET beras medium zona 1 Rp 10.900 per kg, zona 2 Rp 11.500 per kg, zona 3 Rp 11.800 per kg.

Di tingkat konsumen Gusti mengatakan, beras premium itu berkisar antara Rp 13.000 sampai Rp 18.000. Harga beras premium tertinggi ada di Papua.

"Sehingga ini memang semua di atas harga eceran tertinggi. Dan kami sampaikan itulah salah satu penyebab kenapa ada beras relatif tinggi karena harga GKP maupun GKG-nya memang sudah relatif tinggi," jelasnya.

Baca Juga: Bapanas: Rawan Kenaikan Harga dan Kelangkaan Pangan Jelang Pemilu

Upaya intervensi harga beras utamanya medium dilakukan dengan percepatan penyaluran bantuan pangan. Realisasi penyaluran bantuan pangan di Jakarta ini sudah 100% untuk periode September ini. Sedangkan untuk realisasi bantuan pangan beras secara nasional sudah 59,89%.

"Harapan kami akhir September 100% untuk semua wilayah. Itu yang kita targetkan kemudian akan berlanjut untuk bulan Oktober dan November. Untuk September (harus) 100% di September agar ngga loncat ke Oktober," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×