Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
BOGOR. Australia segera menanamkan investasi sebesar 60 juta Dollar Australia (AUD) untuk investasi peternakan sapi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk paket pembiayaan pembangunan peternakan sapi. Sementara Pemerintah Indonesia telah menyediakan dana sebesar Rp 1 triliun.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan hal itu usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/7).
"Makanya Australia mengirim surat kepada saya kemarin untuk menawarkan paket investasi khusus di bidang sapi itu. Mereka menyediakan dana AUD 60 juta," ujar Hatta.
Kesiapan Australia menanamkan investasi pembangunan peternakan di NTT didasarkan atas permintaan pemerintah Indonesia. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia terus tumbuh dan tingkat konsumsi daging terus membesar.
Dengan investasi tersebut, pemerintah berharap Indonesia tidak lagi tergantung kepada impor daging dari luar negeri. Apalagi, pada tahun 2014 nanti, pemerintah menargetkan Indonesia akan swasembada daging.
Namun sayang, Hatta enggan membeberkan kapan pemerintah akan mulai menanamkan investasi peternakan sapi tersebut serta target realisasi rencana pembangunan peternakan sapi di NTT.
Hatta menambahkan, saat ini tingkat konsumsi daging rata-rata masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Berdasarkan data yang diperoleh pemerintah, tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia hanya 2,2 kilogram (Kg) per kapita.
Pemerintah akan berusaha menggenjot tingkat konsumsi sapi masyarakat dengan memperbanyak stok daging dan membuat harga daging lebih murah. Saat ini, harga daging sapi berkisar RP 80.000 hingga Rp 100.000 per kg di pasaran dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News